Rabu 03 Aug 2022 10:15 WIB

Bulog Jamin Warga Terima Beras Bantuan Presiden dalam Kondisi Baik

Setiap pengeluaran beras dari gudang Bulog, ada prosedur pengecekan kualitas.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja mengangkut beras di gudang Bulog Divre Banten, di Serang, Jumat (22/7/2022). Perum Bulog memastikan masyarakat penerima beras bantuan presiden menerima beras dalam kondisi baik dan bahan pokok tersebut merupakan program bantuan presiden periode Mei-Juni 2020 yang ditujukan kepada sekitar 3 juta warga yang terkena dampak pandemi Covid-19.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Pekerja mengangkut beras di gudang Bulog Divre Banten, di Serang, Jumat (22/7/2022). Perum Bulog memastikan masyarakat penerima beras bantuan presiden menerima beras dalam kondisi baik dan bahan pokok tersebut merupakan program bantuan presiden periode Mei-Juni 2020 yang ditujukan kepada sekitar 3 juta warga yang terkena dampak pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog memastikan masyarakat penerima beras bantuan Presiden menerima beras dalam kondisi baik dan bahan pokok tersebut merupakan program bantuan presiden periode Mei-Juni 2020 yang ditujukan kepada sekitar 3 juta warga yang terkena dampak pandemi Covid-19.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaludin Iqbal, mengatakan, untuk mempercepat penerimaan beras bantuan presiden tersebut, Bulog bekerjasama dengan pihak lain sebagai transporter yang mengantarkan beras tersebut kepada warga penerima manfaat. Ia menyatakan, dalam program tersebut tidak ada warga yang dirugikan.

Baca Juga

"Mengingat hasil evaluasi dan monitor yang dilakukan Bulog, termasuk peran pengantarnya pada saat itu berjalan baik sebagai mana mestinya," kata Iqbal dalam keterangan resminya, Selasa (2/8/2022).

Ia juga menegaskan, dalam setiap pengeluaran beras dari gudang, ada prosedur standar yang harus dilakukan dan tercatat secara pasti guna memastikan proses pengecekan kualitas berjalan dengan baik.

Deskripsi pelaksanaan tugas antara Bulog sebagai penyedia beras dan pihak ketiga sebagai transporter atau pengantar juga sudah jelas beban dan tanggungjawabnya.

"Semuanya tercatat jelas. Setiap pengeluaran beras dari gudang ada dokumen serah terima barang yang menyebutkan beras diterima dalam kondisi baik, dan selanjutnya penyaluran beras tersebut menjadi tanggungjawab pihak transporter," ujarnya.

"Memang dalam proses pengangkutan terbuka kemungkinan terjadi gangguan-gangguan cuaca seperti hujan, kemasan pecah dan lainnya,” katanya menambahkan.

Ia menambahkan, Bulog sendiri bekeinginan mempercepat penyaluran beras bantuan presiden mengingat kondisi di awal pandemi yang menimbulkan dampak cukup signifikan bagi masyarakat yang terkena dampak Covid-19 sehingga bekerja sama dengan pihak ketiga, dalam hal ini dengan pihak PT SSI.

"Kerjasama ini bertujuan agar warga terkena dampak pandemi Covid-19 tetap tenang dan bisa melanjutkan aktivitas di rumah walau secara terbatas," kata Iqbal.

Mengenai adanya pemberitaan beras yang rusak, ia pun menjelaskan kronologisnya. Pada periode Mei-Juni 2020, pihak pengantar akan mengirimkan beras kepada warga penerima bantuan beras Presiden. Namun, dalam perjalanannya ada kendala yang mengakibatkan beras tersebut mengalami sedikit kerusakan.

Pada saat itu juga, pihak ketiga segera menghubungi Bulog untuk membeli beras pengganti agar segera diantar kepada warga penerima. Jadi, Pihak ketiga sudah menggantinya dengan beras berkualitas baik dan diterima dengan baik juga oleh seluruh warga penerima manfaat.

"Sedangkan beras yang rusak tersebut menjadi tanggungjawab pihak ketiga, dan bukan lagi menjadi tanggungjawab Bulog," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement