Rabu 03 Aug 2022 00:57 WIB

DPD REI Jatim Dorong Kenaikan Harga Rumah Subsidi

Pemerintah dianggap sudah lama tidak menaikkan harga rumah subsidi

Pekerja membangun rumah bersubsidi di Wagir, Malang, Jawa Timur, Sabtu (4/12/2021). Kementerian Pekerjaan dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan penyaluran bantuan Prasarana Sarana serta Utilitas (PSU) untuk rumah subsidi pada tahun 2021 sebesar 25.000 unit yang tersebar di 33 provinsi.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Pekerja membangun rumah bersubsidi di Wagir, Malang, Jawa Timur, Sabtu (4/12/2021). Kementerian Pekerjaan dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan penyaluran bantuan Prasarana Sarana serta Utilitas (PSU) untuk rumah subsidi pada tahun 2021 sebesar 25.000 unit yang tersebar di 33 provinsi.

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Timur mendorong kenaikan harga rumah subsidi kepada pemerintah karena tingginya harga material bangunan saat ini akibat pengaruh global, seperti perang antara Ukraina dan Rusia."Dunia properti memiliki keterkaitan yang luas terhadap segala bidang usaha, ada sekitar 174 bidang usaha yang memiliki keterkaitan, sehingga adanya perang Ukrania dan Rusia, jujur saja memang berdampak," kata Ketua DPD REI Jatim, Soesilo Efendy di Surabaya, Selasa (2/8/2022).

Soesilo yang ditemui pada acara Diklat Anggota DPD REI Jatim di salah satu hotel di Surabaya, mengatakan, dorongan kenaikan harga rumah subsidi juga karena sudah terlalu lama pemerintah tidak menaikkannya, sehingga perlu didorong."Harga barang dan material saat ini terus bergerak naik, dan kami di DPD REI harus mengikuti, oleh karena itu perlu didorong kenaikan pada aturan rumah subsidi," kata Soesilo.

Baca Juga

Ia menjelaskan, kenaikan harga material bangunan saat ini sekitar 20 hingga 30 persen, dan yang paling tinggi adalah besi, sehingga perlu segera dibuatkan aturan baru kenaikan harga rumah subsidi."Saat ini harga di sekitar Rp 150.500 juta. Dan kami berharap jika ada kenaikan hingga Rp 162 juta. Syukur-syukur bisa sampai Rp 165 juta. Justru kami tunggu hal itu," kata Soesilo.

Sebelumnya, Sekretaris REI Jatim Andi Rahmean Pohan mengatakan hal yang sama, dan DPD REI Jawa Timur telah mengusulkan kenaikan harga rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 7 persen pada tahun 2022."Kami berharap pada tahun 2022 harga rumah subsidi ada kenaikan. Kami mengusulkan kenaikan 7 persen berarti Rp 162 juta dari harga yang selama ini, yakni Rp 155 juta berdasarkan tingkat inflasi," katanya.

Andi menjelaskan inflasi tersebut adalah inflasi di bidang konstruksi yang pada tahun 2021 tercatat sebesar 14 persen."Pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) selama ini melihat inflasi secara keseluruhan yang nilainya sebesar 3 sampai 4 persen. Tapi, dari keseluruhan itu ada bawang, cabai yang tidak berhubungan langsung dengan konstruksi. Sedangkan di konstruksi, komponen besi mengalami inflasi tinggi sekali," ujarnya.

Menurutnya, usulan kenaikan 7 persen tersebut adalah angka moderat karena kalau dihitung, kenaikan yang disebabkan inflasi pada sektor konstruksi mungkin bisa 20 persen."Tetapi, kami tahu bahwa daya beli masyarakat belum meningkat 100 persen yang disebabkan oleh adanya pandemi," kata Andi.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement