Selasa 02 Aug 2022 15:18 WIB

NFA Siapkan Harga Acuan Baru untuk Jagung, Telur, dan Ayam

NFA yakin harga jagung yang baik dapat memotivasi petani tingkatkan produksi

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petani memperlihatkan hasil panen jagung di Desa Pattopakang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Badan Pangan Nasional (NFA) menyatakan tengah menyiapkan harga acuan baru untuk komoditas jagung, telur, dan ayam ras. Kebijakan itu sebagai langkah awal untuk penguatan produksi jagung nasional yang juga digunakan sebagai pakan ternak unggas.
Foto: Antara/Arnas Padda
Petani memperlihatkan hasil panen jagung di Desa Pattopakang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Badan Pangan Nasional (NFA) menyatakan tengah menyiapkan harga acuan baru untuk komoditas jagung, telur, dan ayam ras. Kebijakan itu sebagai langkah awal untuk penguatan produksi jagung nasional yang juga digunakan sebagai pakan ternak unggas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (NFA) menyatakan tengah menyiapkan harga acuan baru untuk komoditas jagung, telur, dan ayam ras. Kebijakan itu sebagai langkah awal untuk penguatan produksi jagung nasional yang juga digunakan sebagai pakan ternak unggas.

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, mengatakan, mengatakan, harga jagung yang baik di tingkat produsen dapat memotivasi petani untuk terus meningkatkan produksi jagung.

Karena itu, NFA tengah berkoordinasi dengan seluruh stakeholder jagung nasional dari mulai kementerian dan lembaga terkait, gapoktan, pemerintah daerah, BUMN, pelaku usaha swasta dan koperasi.

Kerja sama itu guna membangun keseimbangan hulu-hilir melalui penetapan Harga Acuan Pembelian atau Penjualan (HAP) jagung, telur, dan ayam.

“Kita telah buatkan rancangan Perbadannya terkait penetapan HAP jagung, telur, dan ayam," kata Arief di Jakarta, Selasa (2/8/2022).

Besaran nilai harga yang ditetapkan untuk tingkat peternak dan masyarakat, akan ditetapkan berdasarkan harga pokok produksi. NFA akan mengumpulkan informasinya kita peroleh dari hasil diskusi dan rembug bersama perwakilan para pihak terkait di sektor jagung dan perunggasan nasional.

Lebih lanjut, Arief mengatakan, upaya lain yang dilakukan untuk memperkuat tata kelola jagung nasional adalah penguatan peran BUMN dalam off take hasil panen jagung dalam rangka stabilisasi harga dari hulu ke hilir.

“Off take hasil panen oleh BUMN akan dilakukan Perum Bulog dan ID Food sebagai Holding BUMN Pangan,” ujar Arief.

Selain itu, optimalisasi fungsi fasilitas logistik juga akan terus didorong, terutama fasilitas dryer dan silo yang dimiliki oleh BUMN, seperti Corn Drying Center (CDC) Bulog. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat cadangan jagung nasional.

Di samping penguatan di sektor hulu juga perlu dilakukan kolaborasi untuk memperkuat sektor hilir. Itu dapat ditempuh melalui pemerataan pendistribusian dari sentra produksi ke wilayah-wilayah yang produktivitas jagungnya rendah.

“Penguatan konektivitas antar wilayah menjadi penting, maka perlu dilakukan revitalisasi pelabuhan di sentra produksi seperti NTB dan optimalisasi trayek tol laut,” ujarnya.

Arief menegaskan, upaya NFA sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (01/08/2022).

Presiden meminta jajarannya untuk meningkatkan produksi jagung nasional, mulai dari hulu hingga ke hilir melalui sejumlah upaya mulai dari pembukaan lahan baru, intensifikasi dan ekstensifikasi lahan, hingga peningkatan pemasaran.

Sebelumnya, NFA telah memastikan bahwa stok jagung pakan nasional sampai penghujung 2022 aman. Sampai dengan September 2022, Indonesia diproyeksi akan memiliki stok jagung sebanyak 2,7 juta ton. Sementara hingga Desember 2022, diperkirakan stok jagung surplus 2,8 juta ton.

Adapun berdasarkan data Panel Harga NFA yang dihimpun dari BPS dan Kementan, produksi jagung nasional dalam 3 tahun terakhir menunjukan tren pertumbuhan positif.

Pada tahun 2019, produksi jagung nasional berada 22,6 juta ton. Tahun 2020, angka produksi jagung mengalami kenaikan menjadi 22,9 juta ton. Hal yang sama juga terjadi pada tahun 2021, di mana terjadi peningkatan produksi jagung menjadi 23 juta ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement