Selasa 02 Aug 2022 14:12 WIB

Pemerintah AS Kucurkan Dana untuk Tangani Banjir dan Gelombang Panas

Frekuensi bencana akibat perubahan iklim meningkat dalam waktu relatif singkat.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Wakil Presiden Kamala Harris berbicara di Pusat Badai Nasional, Senin, 1 Agustus 2022, di Miami. Harris menghadiri acara ketahanan iklim di Miami.
Foto: AP Photo/Lynne Sladky
Wakil Presiden Kamala Harris berbicara di Pusat Badai Nasional, Senin, 1 Agustus 2022, di Miami. Harris menghadiri acara ketahanan iklim di Miami.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris, mengatakan, pemerintah akan mengalokasikan dana sebesar 1 miliar dolar AS untuk mengatasi banjir dan panas ekstrem akibat perubahan iklim. Dana dalam bentuk hibah ini untuk membantu mempersiapkan, dan menanggapi bencana terkait iklim.

“Frekuensi (bencana akibat perubahan iklim) meningkat dalam waktu yang relatif singkat. Cuaca ekstrem akan bertambah buruk, dan krisis iklim akan semakin cepat," ujar Harris.

Baca Juga

Harris yang mengutip laporan dari National Oceanic and Atmospheric Administration, mengatakan, pada 2021 AS mengalami 20 bencana terkait iklim yang masing-masing menyebabkan kerusakan lebih dari 1 miliar dolar AS. Sementara pada 1990an AS mengalami enam bencana yang terkait iklim.

Bulan lalu Presiden Joe Biden mengumumkan, pemerintah akan mengalokasikan anggaran senilai 2,3 miliar dolar AS untuk membantu masyarakat mengatasi kenaikan suhu melalui program yang dikelola oleh Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA), Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, dan lembaga lainnya. Langkah ini untuk meningkatkan program Building Resilient Infrastructure and Communities, atau BRIC, yang mendukung negara bagian, komunitas lokal, suku dan wilayah pada proyek-proyek untuk mengurangi bahaya terkait iklim dan bersiap menghadapi bencana alam. Sebanyak 1 miliar dolar AS akan disediakan melalui program BRIC, sedangkan sekitar 160 juta dolar AS akan digunakan untuk bantuan mitigasi banjir.

“Masyarakat di seluruh negara kita mengalami dampak buruk dari perubahan iklim dan peristiwa cuaca ekstrem terkait secara langsung, termasuk badai yang lebih berenergi dengan gelombang badai yang lebih mematikan, peningkatan banjir, dan musim kebakaran yang menjadi ancaman selama setahun,” ujar Kepala FEMA Deanne Criswell.

Jacksonville, kota terbesar di Florida, termasuk di antara kota-kota yang menerima uang di bawah program BRIC tahun lalu. Kota ini mendapatkan anggaran sebesar 23 juta dolar AS untuk mitigasi banjir dan infrastruktur air hujan. 

Jacksonville terletak di daerah subtropis yang lembab di sepanjang Sungai St Johns dan Samudra Atlantik, sehingga rentan terhadap banjir ketika cekungan air hujan mencapai kapasitasnya. Kota ini sering mengalami banjir dan berisiko mengalami peningkatan badai besar.

Distrik Pengelolaan Air Florida Selatan di Miami-Dade County menerima 50 juta dolar AS untuk mitigasi banjir dan perbaikan stasiun pompa air. Pengembangan real estat di sepanjang tepi laut kota yang berkembang pesat telah menciptakan zona banjir berisiko tinggi bagi masyarakat. Termasuk memberikan tekanan pada sistem yang sudah ada, sehingga membuat perbaikan struktur menjadi kebutuhan mendesak.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement