Selasa 02 Aug 2022 13:59 WIB

Wapres Harap Seniman dan Budayawan Muslim Pilih Roh Dakwah

Seniman dan budayawan bisa ikut berdakwah dalam membentengi bangsa Indonesia.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agung Sasongko
Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin/
Foto: Republika/Thoudy Badai
Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin/

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap para seniman dan budayawan muslim Indonesia memilih roh dakwah dalam melahirkan karya-karyanya. Dengan begitu, kata Kiai Ma'ruf, seniman dan budayawan bisa ikut berdakwah dalam membentengi bangsa Indonesia.

"Saya berharap tercipta sinergi antarseniman dan budayawan muslim untuk membentengi bangsa ini dari budaya-budaya destruktif. Sekaligus tercipta kekuatan kreatif yang melahirkan gagasan-gagasan dan karya-karya yang positif bagi bangsa ini," ujar Ma'ruf saat membuka Multaqa Seniman dan Budayawan Muslim se-Indonesia secara daring, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga

Ma'ruf mengatakan dalam suatu hadis diriwayatkan Bukhari dan Muslim, terdapat penghargaan yang begitu tinggi kepada para penyair, sastrawan, seniman dan budayawan dalam Islam.

Dia menambahkan bahwa hal tersebut juga mencerminkan penghargaan dan doa bagi para penyair muslim untuk senantiasa menyebar kebaikan dan membela kebenaran.

 

"Menurut saya, ini juga doa bagi semua penyair muslim, semua sastrawan muslim, semua seniman dan budayawan muslim yang menulis dan menciptakan karyanya untuk membela Allah dan Rasul-Nya, untuk membela kebajikan dan kebenaran,” tambah Wapres.

Selain itu, dalam sejarah peradaban Islam di Indonesia juga, banyak para dai dan mubaligh yang mendakwahkan Islam juga merupakan seniman ulung, atau paling tidak menggunakan seni sebagai wasilah dakwah. Selain itu, banyak seniman yang sejatinya adalah juga seorang dai, atau memiliki fitrah sebagai penyeru kebajikan.

Dia mencontohkan Raja Ali Haji dari Pulau Penyengat Kepulauan Riau yang seorang pujangga yang juga sebenarnya ulama, KH Bisri Mustofa tidak hanya menulis Tafsir Al Ibriz tetapi juga menulis syair-syair yang indah dalam bahasa Jawa berjudul “Ngudi Susilo”.

KH Bukhori Masruri, seorang mubaligh ulung yang juga pencipta lagu yang terkenal salah satunya dinyanyikan oleh Grup Kasidah Nasida Ria yakni “Perdamaian”, “Damailah Palestina,” dan “Tahun 2000”. Termasuk Buya Hamka seorang ulama yang pujangga dan sekaligus pujangga yang ulama.

"Ini hanya sekelumit contoh, tidak untuk membatasi, masih banyak karya para sastrawan dan budayawan yang mengandung nilai-nilai dakwah," ujarnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia itu pun mengapresiasi MUI sebagai penyelenggara acara tersebut dan berharap pertemuan ini dapat menghasilkan kebaikan bagi semua pihak.

"Sekali lagi saya sampaikan apresiasi kepada MUI, LSBPI MUI, segenap panitia penyelenggara, dan kepada seluruh seniman dan budayawan muslim yang turut hadir di acara ini. Semoga multaqa ini menjadi “liqa’an muntijan mubarakan fiih”, pertemuan yang produktif dan diberkahi oleh Allah SWT," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement