Selasa 02 Aug 2022 13:35 WIB

Para Angkat Berat Indonesia Sabet 6 Medali di Hari Pertama

Capaian itu dapat menjadi pelecut kontingen Indonesia di hari-hari selanjutnya.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
 Ni Nengah Widiasih, salah satu atlet para angkat berat Indonesia di kelas 45 kg.
Foto: Muhammad Noor Alfian
Ni Nengah Widiasih, salah satu atlet para angkat berat Indonesia di kelas 45 kg.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Cabang olahraga (cabor) para angkat berat membuktikan diri menjadi pencetak medali emas bagi Indonesia di ajang ASEAN Para Games (APG) 2022. Baru memasuki hari pertama perebutan medali, Ni Nengah Widiasih dkk langsung memyabet lima emas dan satu perak.

Lima emas plus satu perak Indonesia pada hari pertama, Senin (1/8), bersumber dari Ni Nengah Widiasih (dua emas di kelas 45 kg), Eneng Paridah (dua emas di kelas 41 kg), dan Rani Puji Astuti (satu emas dan satu perak di kelas 61 kg).

Koordinator pelatih Pelatnas Para Angkat Berat Indonesia, Coni Ruswanta, mengatakan sumbangan lima emas dari para atlet di hari pertama tentu hal menggembirakan. Dia menilai catatan tersebut dapat menjadi pelecut kontingen Indonesia di hari-hari selanjutnya.

"Ini melebihi ekspektasi kami, terutama debutan Eneng Paridah yang dapat dua emas dari angkatan terbaik dan total angkatan," ujar Coni. 

Sebelumnya, Coni mengatakan ia hanya menargetkan di bawah capaian hari ini. Namun hasil pertandingan berkata lain. “Kami menargetkan dua emas di hari pertama. Namun bisa saja tim bisa meraih hingga empat emas dengan adanya aturan baru,” katanya.

Sementara itu, Rani Puji Astuti menjadi pesta penutup emas Indonesia dengan menjadi yang terbaik di kelas 61 kg. Ia mencatatkan angkatan terbaik 90 kg, meninggalkan Nguyen Thi Thanh Thuy (Vietnam) di posisi kedua dengan angkatan terbaik 84 kg.

Adapun medali perunggu diraih Somkhon Anon (Thailand) dengan angkatan terbaik 83 kg. Prestasi tersebut mengakhiri penantian Rani meraih medali emas di APG. Pada dua edisi APG sebelumnya di Myanmar (2015) dan Malaysia (2017), torehan lifter asal Kudus itu mentok di medali perak.

"Dapat emas perdana (di APG) rasanya ya sangat senang, sangat bersyukur. Saya memang berharap tahun ini bisa memberikan yang terbaik untuk negeri," kata Rani.

Kegagalannya mengangkat beban di dua kesempatan (90 kg dan 92 kg) membuat Rani harus merelakan emas pada Nguyen Thi Thanh Thuy. Nguyen sukses meraih total angkatan 167 kg lewat dua kali angkatan sukses (83 kg dan 84 kg).

Meski meraih satu emas, Rani mengaku penampilannya di Solo belum maksimal. Ia mengatakan beberapa waktu terakhir, bahu kanannya agak bermasalah. Jika dalam kondisi prima, Rani bisa mencatat angkatan terbaik hingga 100 kg, seperti yang dilakukannya saat meraih emas di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) Papua 2021.

“Beberapa bulan ini kondisi tangan kurang bagus, ada masalah di bahu kanan. Tapi bersyukur masih bisa memberikan emas untuk bangsa ini," katanya.

Selain itu, perubahan regulasi yang membuat setiap kelas memperebutkan dua medali emas benar-benar menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Pasalnya, para angkat berat APG kali ini memperebutkan emas dari angkatan terbaik serta total angkatan. Sebelumnya setiap kelas hanya memperebutkan satu emas yakni dari angkatan terbaik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement