Senin 01 Aug 2022 09:06 WIB

Selandia Baru Buka Perbatasan untuk Wisatawan Seluruh Dunia

Selandia Baru membuka perbatasannya untuk wisatawan seluruh dunia

Rep: Lintar Satria / Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Danau Taupo di Selandia baru
Foto: pixabay
Danau Taupo di Selandia baru

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Selandia Baru membuka perbatasannya untuk wisatawan seluruh dunia. Mulai Senin (1/8/2022) untuk pertama kalinya sejak awal pandemi Covid-19 pada Maret 2020 lalu Negeri Kiwi membuka pintu lebar-lebar pada wisatawan.

Pada bulan Februari lalu Selandia Baru membuka perbatasannya untuk warganya sendiri. Kemudian berbagai larangan mulai dilonggarkan secara bertahap.

Baca Juga

Proses membuka kembali perbatasan berakhir pada Ahad (31/7/2022) malam, pengunjung yang memerlukan visa dan mahasiswa asing dengan visa diizinkan kembali ke Selandia Baru. Kini negara itu memperbolehkan kapal pesiar dan kapal rekresional asing berlabuh di pelabuhannya.

Wisatawan yang tiba di Selandia Baru masih wajib divaksin Covid-19 dan melakukan dua kali tes. Tapi tidak ada lagi syarat karantina.

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan tahapan terakhir membuka kembali perbatasan merupakan momen yang besar. Hal ini ia sampaikan dalam pidatonya di Pertemuan Bisnis Cina di Auckland.

"Ini merupakan proses bertahan dan dilakukan dengan hati-hati yang kami lakukan sejak Februari, bersamaan seluruh dunia melanjutkan penanggulangan pandemi global, sambil menjaga keamanan warga kami," katanya.

Mahasiswa internasional berkontribusi besar pada perekonomian Selandia Baru. Penyedia layanan pendidikan berharap dibukanya kembali perbatasan akan meningkatkan pendapatan sekolah-sekolah dan universitas seluruh negeri.

Menteri Pariwisata Selandia Baru Stuart Nash mengatakan kembalinya kapal pesiar juga akan mendorong industri lokal.

"Kapal pesiar paling banyak berkunjung selama bulan-bulan yang lebih hangat dari Oktober sampai April, dan musim panas merupakan musim utama pariwisata kami, artinya industri akan berkembang dengan pesat," kata Nash.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement