Senin 01 Aug 2022 06:48 WIB

Kelangkaan Chip Paksa Honda Pangkas Volume Produksi

Honda akan melakukan pemangkasan produksi sebesar 30 persen dari kapasitas normal.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Karyawan bekerja di tempat perakitan mobil di pabrik Honda. ilustrasi
Foto: AP/Ng Han Guan
Karyawan bekerja di tempat perakitan mobil di pabrik Honda. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUZUKA -- Sejak pandemi menghantam, kelangkaan chip menerpa sejumlah pabrikan otomotif. Hal itu pun memaksa beberapa pabrikan harus melakukan pemangkasan volume produksi.

Dikutip dari Drive pada Sabtu (30/7/2022), saat ini kelangkaan semikonduktor itu masih terjadi. Kelangkaan itu pun membuat Honda harus mengurangi kapasitas produksi pada dua lini produksinya di Jepang.

Baca Juga

Pemangkasan produksi tersebut akan mulai diterapkan oleh Honda pada Agustus. Selain akan mempengaruhi suplai kendaraan di Jepang, hal ini kemungkinan besar juga akan berdampak pada suplai di beberapa negarai lainya.

Mengingat, dua lini produksi yang terletak di Suzuka dan Yorii tersebut merupakan lini produksi yang diperuntukan untuk produk yang dipasarkan di Jepang maupun di luar Jepang.

Secara total, mulai Agustus, Honda akan melakukan pemangkasan produksi sebesar 30 persen dari kapasitas normal.

Fasilitas produksi di Yorii merupakan fasilitas yang digunakan untuk memproduksi Honda Civic. Sedangkan pabrik di Suzuka digunakan untuk merakit HR-V.

Selain Honda, persoalan serupa juga sempat melanda Toyota pada Mei 2022. Pada bulan tersebut, Toyota sempat melakukan pemangkasan dengan total produksi sebanyak 850 ribu. Pada Juni, kapasitas produksi pabrikan Jepang itu kembali dipangkas jadi 750 ribu unit saja.

Pemangkasan ini sendiri masih berkaitan dengan pandemi karena terdapat beberapa pemasok yang mengalami gangguan proses produksi.

Fasilitas produksi yang paling terdampak adalah fasilitas yang terdapat di Motomachi, Yokohama. Mengingat, persoalan tersebut membuat pabrik itu harus berhenti melakukan proses produksi selama 11 hari.


Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement