Ahad 31 Jul 2022 17:45 WIB

Gazprom Rusia Memutus Pasokan Gas ke Latvia

Latvia menyebut langkah Gazprom menghentikan pasokan gas akan berdampak kecil

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Logo Gazprom Germania terlihat di kantor pusat perusahaan di Berlin, 6 April 2022. Raksasa energi yang dikendalikan negara Rusia, Gazprom, mengatakan pengiriman gas melalui pipa utama ke Eropa akan turun sekitar 40% tahun ini.
Foto: AP Photo/Michael Sohn
Logo Gazprom Germania terlihat di kantor pusat perusahaan di Berlin, 6 April 2022. Raksasa energi yang dikendalikan negara Rusia, Gazprom, mengatakan pengiriman gas melalui pipa utama ke Eropa akan turun sekitar 40% tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Produsen gas Rusia, Gazprom telah berhenti mengirim pasokan gas ke Latvia, karena melanggar kondisi pasokan. Rusia sebelumnya telah memotong pasokan gas ke Polandia, Bulgaria, Finlandia, Belanda dan Denmark, yang menolak untuk membayar gas sesuai dengan rekening rubel yang dibuat di bank Rusia.

Rusia juga telah menghentikan penjualan gas ke Shell Energy Europe di Jerman. Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (30/7/2022), Gazprom tidak merinci kondisi pasokan gas mana yang diduga dilanggar oleh Latvia.

Baca Juga

Wakil sekretaris negara untuk kebijakan energi di Kementerian Ekonomi Latvia, Edijs Saicans, mengatakan, langkah Gazprom menghentikan pasokan gas akan berdampak kecil karena Latvia telah memutuskan untuk melarang impor gas Rusia mulai 1 Januari 2023.

"Kami tidak melihat dampak besar dari langkah seperti itu," kata Saicans, dilansir Aljazirah, Ahad (31/7/2022).

Sebelumnya perusahaan energi Latvijas Gaze mengatakan, mereka membeli gas dari Rusia dan membayar dalam euro ketimbang rubel. Seorang juru bicara Latvijas Gaze, mengatakan, mereka tidak membeli gas dari Gazprom. Latvijas Gaze tidak akan menyebutkan nama penyedianya di Rusia, dengan alasan kerahasiaan bisnis.

Negara-negara Uni Eropa pada Selasa (26/7/2022) menyetujui peraturan darurat untuk mengekang penggunaan gas mereka pada musim dingin mendatang, dan mempersiapkan musim pasokan yang tidak pasti dari Rusia. Pada Maret, Presiden Rusia Vladimir Putin menetapkan pembayaran gas dengan mata uang rubel bagi beberapa negara yang ditetapkan sebagai "negara tidak ramah".

Komisi Eropa telah mendesak perusahaan untuk tetap membayar dalam mata uang yang disepakati dalam kontrak mereka dengan Gazprom.  Sebagian besar membayar dalam euro atau dolar. Gazprom secara drastis memotong pengiriman gas ke Eropa melalui pipa Nord Stream pada Rabu (27/7/2022) menjadi sekitar 20 persen dari kapasitasnya.

Gazprom sebelumnya mengumumkan akan menghentikan pasokan hingga 33 juta meter kubik per hari atau setengah dari jumlah yang telah dikirimkan sejak layanan dilanjutkan minggu lalu. Uni Eropa menyetujui rencana untuk mengurangi konsumsi gas dalam solidaritas dengan Jerman.

Negara-negara Uni Eropa menuduh Rusia mengurangi pasokan sebagai pembalasan atas sanksi Barat atas intervensi Moskow di Ukraina. Sementara juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyalahkan sanksi Uni Eropa atas terbatasnya pasokan.

“Kapasitas pemompaan teknis turun, lebih terbatas. Mengapa?  Karena proses pemeliharaan perangkat teknis menjadi sangat sulit dengan sanksi yang diadopsi oleh Eropa,” kata Peskov.

“Gazprom adalah dan tetap menjadi penjamin yang dapat diandalkan dari kewajibannya, tetapi tidak dapat menjamin pemompaan gas jika perangkat yang diimpor tidak dapat dipertahankan karena sanksi Eropa,” ujar Peskov menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement