Ahad 31 Jul 2022 14:24 WIB

Jalur Pipa Rembes Hampir Setengahnya, PAM Jaya: Banyak Pencurian

Kebocoran pipa juga dikarenakan air yang mengandung fluor.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Jalur Pipa Rembes Hampir Setengahnya, PAM Jaya: Banyak Pencurian (ilustrasi).
Foto: Dok PAM Jaya
Jalur Pipa Rembes Hampir Setengahnya, PAM Jaya: Banyak Pencurian (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Pelayanan PAM Jaya Syahrul Hasan mengatakan, selama 100 tahun PAM Jaya berdiri, cakupan jalur perpipaan telah mencapai 12 ribu kilometer. Namun demikian, diakui dia hampir setengahnya atau sekitat 47 persen jalur perpipaan itu mengalami kebocoran.

“Kebocorannya itu karena hal teknis, dan 30 persennya karena pencurian,” kata Syahrul kepada awak media, Ahad (31/7/2022).

Baca Juga

Menurutnya, kolotnya usia pipa kebanyakan, hampir seratus tahun, menjadi kerentanan tersendiri. Terlebih, saat bakteri, kotor dan masalah teknis membuat kebocoran makin tak terhindarkan.

Berdasarkan pemaparan PAM Jaya akhir tahun lalu, kebocoran pipa juga dikarenakan air yang mengandung fluor. Selain itu, pipa yang mengandung galvanized iron pipe atau pipa besi galvanis diklaim juga mengakibatkan korosi.

Lebih jauh, secara infrastruktur juga dinilai memberatkan pipa bawah tanah dan menambah beban pada kekuatan seharusnya perpipaan itu. Karena itu, Jakarta Utara dikatakan menjadi wilayah tertinggi bocornya perpipaan karena banyaknya bangunan dan coran yang gencar dilakukan.

Karena itu, Direktur Utama PAM Jaya sebelumnya, Bambang Hernowo, sempat menyebut jika pihaknya membutuhkan dana hampir Rp 7 triliun untuk mulai merekonstruksi perpipaan itu. Meskipun, diakui dia jika nilai itu belum menutup semuanya.

Menanggapi hal itu, Syahrul mengatakan, jika aset yang dimiliki PAM Jaya hingga 2021 itu senilai Rp 2,2 triliun dengan pendapatan setahun yang telah dikuantifikasi sekitar Rp 2,7 triliun. Syahrul menjelaskan, pendapatan itu sangat besar meski dibandingkan dengan BUMD DKI lainnya.

“Target PAM Jaya pendapatannya tahun depan itu Rp2,8 triliun. Ini BUMD paling seksi di Jakarta. Karena enggak mungkin orang Jakarta nggak pakai air PAM Jaya,” tutur dia.

Pendapatan itu, dinilai Syahrul bisa terus tumbuh mengingat pendapatan khusus belum termasuk target cakupan layanan 100 persen 2030 nanti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement