Ahad 31 Jul 2022 09:19 WIB

Lanjutkan Transformasi BUMN, Erick: Sampai Kapan Kita Jadi Market Bangsa Lain?

Menteri BUMN Erick Thohir ingin Indonesia mampu berdaya di negeri sendiri

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nashih Nashrullah
Menteri BUMN, Erick Thohir, ingin Indonesia mampu berdaya di negeri sendiri melalui transformasi BUMN.
Foto: Dok. Web
Menteri BUMN, Erick Thohir, ingin Indonesia mampu berdaya di negeri sendiri melalui transformasi BUMN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan, transformasi BUMN akan berjalan terus. Dengan begitu baik pasar dalam negeri maupun kekayaan alam Indonesia benar-benar dimanfaatkan untuk kemakmuran seluruh rakyat Indonesia, bukan bangsa lain. 

Hal itu ditegaskan Erick Thohir dalam akun instagram resminya @erickthohir, Jumat (29/7/2022). "Transformasi BUMN terus berjalan untuk memastikan pasar dalam negeri benar-benar untuk kemakmuran bangsa. Sumber daya alam kita, harus untuk pertumbuhan kita sendiri. Bukan pertumbuhan bangsa lain," kata Erick. 

Baca Juga

Erick juga berharap, dengan transformasi yang dijalankannya, laba BUMN mengalami peningkatan setiap tahun, deviden juga mengalami kenaikan.

Selain itu, transformasi BUMN diharapkan bisa mendorong semakin banyak BUMN yang sehat dan semakin banyak pula BUMN yang go public atau menjadi perusahaan terbuka. 

"Saya tidak sempurna. Tim saya tidak sempurna. Kementerian BUMN tidak sempurna. Tetapi kita berbuat maksimal, yang terbaik. Supaya apa? Transformasi yang terjadi hari ini bisa dirasakan dan ada hasilnya," ucap Erick. 

Lebih jauh Erick menegaskan, transformasi di lingkungan BUMN baru akan selesai bila Indonesia tidak menjadi pasar bagi produk-produk asing dan sumber daya alam tidak diambil untuk keuntungan negara lain.

Sebaliknya, transformasi baru akan tuntas ketika pasar dalam negeri dan semua sumber daya dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia. 

"Apakah transformasi ini selesai di sini? Tidak. Tapi sampai kapan? Negara kita hanya dijadikan market oleh bangsa lain. Sampai kapan lapangan pekerjaan kita hanya dipakai bangsa lain. Sampai kapan pengusaha kita jadi pengusaha orang lain. Sampai kapan yang namanya sumber daya alam kita dipakai untuk pertumbuhan ekonomi. Sudah waktunya kita punya peta jalan sendiri," kata Erick.      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement