Ahad 31 Jul 2022 07:06 WIB

Dana Abadi PT, Upaya Pemerintah Wujudkan Pendidikan Tinggi Kelas Dunia di Indonesia

Demi pemeringkatan kelas dunia, sejumlah indikator harus dipenuhi perguruan tinggi.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Endro Yuwanto
Kampus UGM Yogyakarta/Ilustrasi
Foto: Republika
Kampus UGM Yogyakarta/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah meluncurkan Dana Abadi Perguruan Tinggi. Ini sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Direktur Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Dr Lukman mengatakan, sebagai tahap awal dana abadi ini diberikan kepada Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) secara bertahap untuk meningkatkan fasilitas pengajaran maupun penelitian hingga menjadi perguruan tinggi kelas dunia.

“Kami menyiapkan Dana Abadi PT ini dengan harapan semua pendanaan ini bisa terfokus untuk kegiatan fasilitasi agar perguruan tinggi bisa menjadi perguruan tinggi kelas dunia,” ujar Lukman dalam Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar dengan topik "Wujudkan Pendidikan Tinggi Kelas Dunia Melalui Dana Abadi PT", pada Kamis (28/07/2022) lalu.

Lukman memaparkan, saat ini Indonesia memiliki 4.500 perguruan tinggi. Namun, hanya 20 perguruan tinggi yang masuk di pemeringkatan dunia setiap tahunnya. Bahkan, dari 20 perguruan tinggi tersebut, hanya lima saja yang mampu masuk dalam 500 perguruan tinggi terbaik dunia.

Lima perguruan tinggi di Indonesia yang masuk 500 top perguruan tinggi dunia adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) pada peringkat 231, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada peringkat 235, Universitas Indonesia (UI) pada peringkat 248, Universitas Airlangga (Unair) pada peringkat 369, dan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada peringkat 449.

“Ini berarti patut dipertanyakan, kok bisa ya perguruan tingginya banyak tapi sedikit yang bisa masuk pemeringkatan perguruan tinggi dunia. Lebih jauh lagi setelah dilihat terkait masalah kualitas ini adalah biaya pendidikan tinggi kita rendah sekali," ujar Lukman dalam siaran pers, Sabtu (30/07/2022).

Lukman memaparkan, dalam setahun pengeluaran dana pendidikan tinggi di Indonesia hanya Rp 28 juta atau sekitar 2.000 dolar AS. “Sementara India, sekitar 3.000 dolar AS. Kita hanya lebih tinggi dari Filipina yaitu 1.000 dolar AS. Masih jauh dari Malaysia yang kurang lebih USD 7.000 dolar AS dan Jepang 8.000 dolar AS,” jelasnya.

Untuk itu, lanjut Lukman, PTN-BH ini menjadi contoh untuk perguruan tinggi lainnya karena lebih fleksibel dari sisi pengelolaan anggaran. Kemendikbudristek berharap melalui Dana Abadi Perguruan Tinggi ini bisa memicu perguruan tinggi negeri (PTN) lainnya bertransformasi menjadi PTN-BH karena akan memiliki otonomi akademik dan nonakademik.

"Sekarang, ada 16 PTN-BH, dan kalau tidak ada halangan tahun ini akan ada tambahan lagi lima. Jadi kami berharap dengan adanya Dana Abadi Perguruan Tinggi ini dapat menjadi pemacu dan pemicu untuk menjadikan perguruan tinggi berkelas dunia dan PTN lain yang belum menjadi PTN-BH bisa segera mengikuti menjadi PTN-BH,” ucap Lukman.

PTN yang sudah masuk dalam kategori PTN-BH yaitu UI, ITB, IPB, Universitas Diponegoro (Undip), UGM, Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Unair, Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Pendidikan Indonesia (USU), Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Universitas Andalas (Unand), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), dan Universitas Negeri Padang (UNP).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement