Sabtu 30 Jul 2022 09:21 WIB

Jadikan Konten Kebudayaan Indonesia Sebagai Kiblat di Medsos

Upaya melestarikan kebudayaan lokal bisa dimulai dari diri sendiri. Setiap orang mengarahkan kiblat kontennya ke kebudayaan Indonesia.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Media Sosial (Unsplash/ Paul Hanaoka)
Media Sosial (Unsplash/ Paul Hanaoka)

Kemajuan teknologi informasi tidak menghalangi upaya pelestarian budaya. Di tengah derasnya masuk budaya asing di dunia digital, setiap individu harus menunjukkan upaya melestarikan kebudayaan Indonesia.

Upaya melestarikan kebudayaan lokal bisa dimulai dari diri sendiri. Setiap orang mengarahkan kiblat kontennya ke kebudayaan Indonesia. Awalnya follow budaya-budaya asing di media sosial, kemudian mulai belajar budaya negara sendiri.

“Sehingga secara natural kita tetap melestarikan budaya, meskipun banyak masuk budaya asing di dunia digital. Tidak masalah budaya asing masuk, tapi kita tetap harus punya upaya melestarikan budaya sendiri,” kata Program Manager Njombangan, Dosen UNWAHA, Purbowo, S.Agr., M.P saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, pada Kamis (28/7/2022).

Dunia digital merupakan ruang tanpa batas. Setiap individu bisa berinterasi dan berkomunikasi dengan orang dengan berlatar belakang budaya berbeda-beda. Sehingga tidak perlu langsung datang ke satu daerah untuk mempelajari kebudayaannya.

Baca Juga: Sopan Santun Berinternet di Tengah Perbedaan Kultural Pengguna Media Digital

Sekarang ini banya komunitas-komunitas yang melestarikan kegiatan kedaerahan. Misalnya Komunitas Njombangan di Jombang. Purbowo menyebutkan, komunitas yang dikelolanya ini memberi kesempatan kepada masyarakat mempelajari kebudayaan Jombang, seperti Tari Remo dan Tradisi Barikan.

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Cakap Digital, Wujudkan Indonesia Ramah di Internet

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Head of Creative Visual Brand Hello Monday Morning, UMKM Investor, Andry Hamida. Kemudian Program Manager Njombangan, Dosen UNWAHA, Purbowo, S.Agr., M.P, serta Jawara Internet Sehat & RTIK, Ulil Albab.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement