Jumat 29 Jul 2022 15:49 WIB

Unkris Bantu Percepatan Program Kampung Sejuta Anggrek di Pasar Rebo

Mahasiswa Unkris bantu pembuatan aplikasi ketersediaan anggrek di setiap RW.

Tim pengabdian masyarakat UNKRIS melakukan pendampingan kepada masyarakat pasar rebo utk mempercepat realisasi kampung sejuta anggrek.
Foto: Istimewa
Tim pengabdian masyarakat UNKRIS melakukan pendampingan kepada masyarakat pasar rebo utk mempercepat realisasi kampung sejuta anggrek.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur  telah dicanangkan sebagai Kampung Sejuta Anggrek. Untuk mempercepat realisasi program tersebut, Camat Pasar Rebo, Mujiono, mencoba berkolaborasi dan mencari terobosan dengan menggandeng sejumlah pihak seperti lembaga pemerintah, lembaga kemiliteran, swasta, masyarakat dan perguruan tinggi, salah satunya Universitas Krisnadwipayana (Unkris).

Penandatanganan MoU telah dilaksanakan antara Rektor Unkris DR Ir Ayub Muktiono dengan Camat Pasar Rebo Mujiono. Ketua LPM Unkris Dr Susetya Herawati menjelaskan, MoU yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan kepada masyarakat Pasar Rebo terutama para petani anggrek tersebut menjadi bagian dari kegiatan pengabdian pada masyarakat Unkris. 

“Kegiatan ini tidak hanya melibatkan Fakultas Teknik sebagai inisiatornya, tetapi juga 3 fakultas yang ada di Unkris baik Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Administrasi maupun Fakultas Ekonomi,” ujar Herawati, didampingi Ketua Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Ir Sutaryo MSi dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (29/7/2022).

Saat ini, Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknik Unkris telah mengirimkan 10 dari 20 mahasiswa sesuai permintaan dari Camat Pasar Rebo guna percepatan terhadap perwujudan program Kampung Sejuta Anggrek di bidang teknologi informasi. Ke-10 mahasiswa Prodi Teknik Informatika tersebut mendapatkan pendampingan dari dosen senior Unkris Herry Wahyono yang mengawal kegiatan pengabdian masyarakat sekaligus Praktik Kerja Lapangan (PKL) sejak Senin 25 Juli 2022 selama sebulan ke depan. 

Praktik Kerja Lapangan dengan 10 mahasiswa  dari Prodi Teknik informatika tersebut terbagi dalam 2 (dua) kelompok yang setiap hari selama jam kerja berada ruangan lantai 1 kantor kecamatan dengan berbagai tugas yang langsung mendapatkan arahan dari Camat beserta para Kasubbag  guna mendukung program Kampung Sejuta Anggrek.

“Tim 1 tugasnya adalah membuat website Kecamatan Pasar Rebo, dan membuat aplikasi Pengumpulan Data Dasar Sarana Olahraga di Kecamatan Pasar Rebo. Sedang kelompok II bertugas membuat aplikasi Pengumpulan Data Dasar Anggrek yang ada di Kecamatan Pasar Rebo, dan aplikasi Pengumpulan Data Dasar Kelompok Tani yang ada di Kecamatan Pasar Rebo,” jelas Ir. Herry Wahyono, Sekprodi Teknik Informatika.

Beberapa luaran dari kegiatan PKL mahasiswa Teknik Informatika mencakup pembuatan Website Kecamatan Pasar Rebo, pembuatan Aplikasi Kepegawaian, pembuatan Profile Kecamatan dan pembuatan Aplikasi Ketersediaan Anggrek di setiap RW.

Selain Teknik informatika, Program Studi Teknik Arsitek, Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Program Studi Teknik Sipil dalam waktu dekat akan bergabung guna mendukung program Kampung Sejuta Anggrek.

Untuk Fakultas Ekonomi, akan lebih fokus pada pendampingan lembaga koperasi milik warga. Dosen dan mahasiswa Unkris akan melakukan pembinaan tentang program kewirausahan, keuangan dan pemasaran.  “Fakultas Ekonomi pada intinya menyambut baik program FT khususnya untuk mendukung program kewirausahaan dan pemasaran Kampung Sejuta Anggrek,” tukas Herawati. 

Kemudian untuk Fakultas Ilmu Administrasi, hingga kini masih mempelajari program yang bisa dilakukan untuk mendukung Kampung Sejuta Anggrek. “Dari FIA nanti akan fokus pada kebijakan publik dan bisnis untuk desa,” sambungnya.

Sedang keterlibatan Fakultas Hukum, lanjut Herawati dinilai penting untuk  meningkatkan kesadaran hukum masyarakat terkait bisnis. Tim dari Unkris akan memberikan pendampingan dan memberikan edukasi tentang hukum bisnis.

Herawati berharap, dengan menerjunkan dosen dan mahasiswa Unkris ke Pasar Rebo, dapat membantu kecamatan Pasar Rebo mempercepat realisasi Kampung Sejuta Anggrek. Nantinya, anggrek diharapkan dapat menjadi ikon kecamatan Pasar Rebo seperti halnya Malang dengan buah apelnya, atau Bandung dengan aneka bunganya.

“Dengan menjadi Kampung Sejuta Anggrek, maka setiap warga memiliki tanaman anggrek yang diharapkan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tambah Herawati.

Dia berharap, terjunnya mahasiswa dan dosen Unkris, akan mampu tidak saja sebagai pembimbing dan pendamping dari sisi knowlegde tetapi juga membuat kemitraan bersama kolega menjadi pasar bagi desa binaan. Rencananya, Agustus mendatang pihak Unkris akan mengundang camat dan jajarannya guna membahas kelanjutan dari program pendampingan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement