Jumat 29 Jul 2022 07:36 WIB

Kemendag Tindaklanjut Kerja Sama Ekspor CPO 1 Juta Ton ke China  

Kemendag memastikan ekspor CPO ke China tak akan ganggu kebutuhan domestik.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Pekerja memindahkan buah sawit yang baru dipanen dari truk kecil ke truk yang lebih besar di perkebunan kelapa sawit di Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia, 23 Mei 2022.
Foto: EPA-EFE/DEDI SINUHAJI
Pekerja memindahkan buah sawit yang baru dipanen dari truk kecil ke truk yang lebih besar di perkebunan kelapa sawit di Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia, 23 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, menyatakan siap menindaklanjuti persetujuan hasil pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri China Li Keqiang di Beijing, untuk menambah ekspor 1 juta ton minyak sawit atau CPO dari Indonesia. Pemerintah saat ini tengah mempercepat ekspor CPO.

"Kementerian Perdagangan siap dan akan segera menindaklanjuti. Komitmen ini diharapkan dapat memperlancar ekspor CPO Indonesia dan memperbaiki harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani hingga di atas Rp 2.000 per kg," kata Zulkifli dalam pernyataan resminya, Jumat (29/7/2022).

Baca Juga

Pemerintah mengaku tengah berupaya mempercepat ekspor CPO dan sejumlah produk turunannya untuk mengosongkan tangki-tangki penampung CPO yang penuh sehingga industri CPO dapat menyerap TBS petani sawit. Melalui percepatan ekspor itu, harga TBS diharapkan bisa di atas Rp 2.000 per kg.

Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Li Keqiang, Presiden Jokowi menyampaikan RRT adalah mitra strategis Indonesia. Selama ini, kedua negara telah berhasil membangun kemitraan tersebut dengan kerja sama yang saling menguntungkan. Saat ini nilai perdagangan kedua negara mencapai 100 miliar dolar AS. Presiden Joko Widodo menginginkan nilai perdagangan antara Indonesia dan RRT terus meningkat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor CPO dan turunannya (HS 15) pada Juni 2022 sebanyak 2,17 juta ton, meningkat pesat dari Mei 2022 yang sebesar 0,51 juta ton. Nilai ekspor CPO dan Turunannya pada Juni 2022 juga naik 300,66 persen menjadi 3,38 miliar dolar AS dibandingkan Mei 2022.

Pada Juni 2022, Indonesia paling banyak mengekspor CPO dan turunannya ke China senilai 591,57 juta dolar AS, Pakistan 454,47 juta dolar AS, India 273,97 juta dolar AS, dan Bangladesh 163,75 juta dolar AS.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, komitmen kedua negara bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan nilai ekspor produk CPO Indonesia yang juga akan turut mengerek harga Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani Indonesia.

“Kami berharap China dapat terus melanjutkan dan meningkatkan perdagangan minyak sawit dari Indonesia,” katanya.

Luhut menambahkan, kelapa sawit merupakan tanaman minyak yang paling produktif, dan juga menjadi komoditas penting bagi perdagangan dunia. Karena itu, Indonesia berkomitmen untuk berperan sebagai supplier utama untuk bahan pangan penting ini.

Dengan menjadi supplier utama CPO dunia, kerja sama itu akan membantu meningkatkan perekonomian Indonesia, serta meningkatkan kesejahteraan para petani kelapa sawit di Indonesia yang jumlahnya mencapai 16 juta jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement