Rabu 27 Jul 2022 23:11 WIB

Kemenkes Dorong T20 Terlibat Aktif Perluas Cakupan Kesehatan Semesta

Kemenkes yakin penerapan cakupan kesehatan semesta solusi atasi ketimpangan layanan

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha mendorong para ahli dan peneliti yang tergabung dalam wadah Think 20 (T20) untuk terlibat aktif dalam upaya memperluas Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage/UHC).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha mendorong para ahli dan peneliti yang tergabung dalam wadah Think 20 (T20) untuk terlibat aktif dalam upaya memperluas Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage/UHC).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha mendorong para ahli dan peneliti yang tergabung dalam wadah Think 20 (T20) untuk terlibat aktif dalam upaya memperluas Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage/UHC).

"Masyarakat perlu mendapat akses layanan perawatan berkualitas yang mereka butuhkan terlepas dari keadaan ekonomi," kata Kunta Wibawa Dasa Nugraha saat menjadi pembicara dalam Forum Task Force 6: Putting People at The Center of the Health System yang diikuti dari YouTube T20 Indonesia di Jakarta, Rabu (27/7/2022) malam.

Kunta mengatakan penerapan UHC merupakan solusi untuk mengatasi ketimpangan layanan kesehatan bagi masyarakat dunia yang kini sedang memasuki tahap pembahasan intensif di Forum G20. Ia mengatakan Indonesia memberi dukungan UHC melalui implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai upaya memberikan jaminan kesehatan berkualitas secara menyeluruh kepada masyarakat secara berkeadilan.

"JKN menjamin semua orang dapat mengakses pelayanan kesehatan berkualitas tanpa mengalami kesulitan finansial," katanya. Kunta mengatakan salah satu tantangan dalam implementasi JKN di Indonesia adalah pemenuhan sumber daya manusia.

Untuk mendukung ketahanan sistem kesehatan yang efektif, kata Kunta, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin telah menetapkan enam pilar transformasi sistem kesehatan. Enam pilar tersebut di antaranya transformasi layanan primer, transformasi layanan sekunder (rujukan atau rumah sakit), transformasi sistem layanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi sumber daya manusia kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.

Kunta yakin melalui implementasi kebijakan yang diberlakukan sejauh ini oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, akan menempatkan sistem kesehatan pada posisi yang lebih baik bagi masyarakat. Kunta mengatakan Indonesia terus berupaya memobilisasi sumber daya yang diperlukan, seperti SDM dan keuangan demi memperkuat pelayanan kesehatan primer sebagai fondasi sistem kesehatan.

"Akses pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui JKN memberi kepastian keterlibatan yang lebih baik dengan sektor pemerintah dan swasta sehingga terjalin kerja sama kolektif memperkuat arsitektur kesehatan global melalui ketahanan sistem kesehatan," katanya.

Kunta menambahkan Program UHC berperan besar ikut kendalikan pandemi. Indonesia memiliki fondasi kesehatan masyarakat yang kuat dengan 10.205 Puskesmas yang selama pandemi terdepan melindungi kesehatan masyarakat.

Program UHC juga menghapuskan hambatan finansial bagi masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu.Saat ini dan ke depan Cakupan Kesehatan Semesta terus diperkuat dan diperluas yang difokuskan pada tiga indikator utama yaitu akses, cakupan, dan perlindungan finansial untuk peserta.

Presidensi T20 Indonesia pada 2022 melibatkan para ahli dan peneliti dari LPEM FEB UI, dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia.T20 merupakan inisiatif Presidensi G20 Meksiko. Pertemuan G20 pertama kali diselenggarakan di Meksiko pada Februari 2012.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement