Rabu 27 Jul 2022 17:11 WIB

PLN Siap Kembangkan Pembangkit Bayu Hingga 597 Megawatt

PLN sebut pengembangan pembangkit bayu butuh integrasi dan infrastruktur

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang bocah berjalan di dekat kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Sabtu (23/7/2022). PT PLN (Persero) menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 40 gigawatt hingga tahun 2030 dengan 50 persen diantaranya atau sebesar 20 gigawatt merupakan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT).
Foto: ANTARA/Arnas Padda
Seorang bocah berjalan di dekat kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Sabtu (23/7/2022). PT PLN (Persero) menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 40 gigawatt hingga tahun 2030 dengan 50 persen diantaranya atau sebesar 20 gigawatt merupakan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) terus meningkatkan bauran energi terbarukan dan akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) sebesar 597 megawatt (MW) hingga 2030.

Pengembangan pembangkit ramah lingkungan ini akan mendukung pencapaian target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025, pemenuhan Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia pada 2030 serta net zero emissions pada 2060.

Executive Vice President Perencanaan dan Enjiniring EBT PLN, Cita Dewi mengatakan dalam mengembangkan EBT, akan menyesuaikan dengan kebutuhan sistem, dan target Commercial Operation Date (COD) sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021 - 2030.

“Energi angin memang menarik, karena potensinya besar. Sekarang bagaimana kita bisa melakukan pengembangan dengan baik, karena PLTB memerlukan data yang spesifik dalam pengembangannya,” ujarnya.

Cita menjelaskan, PLN sebagai offtaker, perlu mendapatkan data pengukuran angin yang akurat, sebelum melakukan pengembangan PLTB. Menurutnya, PLTB harus disiapkan lebih detail, dengan mengutamakan transparansi kajian pengembangan.

Selain soal kajian pengembangan, PLTB biasanya juga berada di lokasi dengan geografis yang menantang. “Dari sisi lokasi, biasanya di daerah perbukitan yang infrastrukturnya terbatas. ini salah satu tantangannya,” ujar Cita.

Sehingga untuk pengembangan PLTB perlu dibarengi dengan integrasi pemerintah pusat dan daerah dalam hal penyiapan infrastruktur baru maupun peningkatan kualitas infrastruktur seperti dermaga, jembatan dan jalan dalam mendukung akses logistik pada saat implementasi proyek .

Hingga 2021, kapasitas terpasang PLTB di Indonesia mencapai 131 MW atau 0,1 persen dari bauran energi. Dalam RUPTL “hijau” 2021 - 2030, PLN merencanakan membangun PLTB sebesar 597 MW atau sekitar 2,8 persen porsi dari total proyek EBT.

Cita mengatakan dalam mengembangkan PLTB, PLN juga melakukan perbandingan daya saing dengan penerapan di dunia yang semakin kompetitif dalam rangka mendapatkan persaingan wajar dan sehat.

Terkini, PLN telah menyepakati kerja sama pengembangan PLTB Banten dengan Badan Pembangunan Prancis (AFD) yang merupakan salah satu pilot project pembangunan PLTB pertama di Pulau Jawa.

Potensi angin yang bisa dikelola di wilayah ini mencapai 350 MW dengan rencana pembangunannya secara bertahap sesuai kebutuhan sistem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement