Selasa 26 Jul 2022 16:22 WIB

Film Horor Winnie the Pooh Dituding Rusak Masa Kanak-Kanak, Ini Jawaban Sutradara

Bukannya bersimpati, reaksi sang sutradara sungguh tidak terduga.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Film Winnie the Pooh: Blood and Honey dituding merusak masa kanak-kanak. (ilustrasi)
Foto: ITN Studios
Film Winnie the Pooh: Blood and Honey dituding merusak masa kanak-kanak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Komposes spesialis horor terkenal, Andrew Scott Bell, menggubah musik untuk film Winnie the Pooh: Blood and Honey. Sinema independen itu mengusung genre komedi gelap dan slasher, disutradarai dan ditulis skenarionya oleh Rhys Frake-Waterfield. 

Film menceritakan ulang deretan tokoh dari buku Winnie-the-Pooh karya AA Milne rilisan 1926, namun dengan nuansa penuh horor. Karena Christopher Robin mengabaikan mereka untuk masuk perguruan tinggi, Winnie-the-Pooh dan Piglet menjadi pembunuh yang haus darah.

Baca Juga

Pendekatan itu langsung menuai kontroversi, karena sosok Winnie The Pooh dan teman-temannya selama ini mengisi masa kanak-kanak banyak orang sebagai karakter menggemaskan. Sesuai dengan nuansa filmnya, poster promosinya pun sudah membuat bergidik.

Sebagai pendukung cerita, musik yang dihadirkan Bell pun terkesan mencekam. Salah satunya, pria yang berdomisili di Los Angeles, Amerika Serikat, itu menggunakan gesekan biola untuk suara koloni lebah. Bell mengungkapkan, keterlibatannya dengan film dimulai dengan penelitian sederhana pada akhir Mei 2022.

"Sekitar sehari sebelum film itu menjadi viral secara besar-besaran, saya mulai melihat beberapa obrolan daring tentang film horor Winnie the Pooh. Saya ingat mencarinya di IMDb dan menemukan tangkapan layar yang diunggah sutradara Rhys Frake-Waterfield di Instagram," kata Bell.

Isi tangkapan layar itu adalah komentar seseorang yang mengatakan, film Frake-Waterfield bakal merusak masa kanak-kanak banyak orang. Bukannya bersimpati, reaksi sang sutradara sungguh tidak terduga. Dia mengatakan, memang itu yang hendak dilakukan, menghancurkan masa kecil semua orang.

Saat proses pengembangan musik, Bell menemukan karya Tyler Thackray yang terkenal karena membongkar instrumen tradisional untuk mendekonstruksi gagasan musik yang ada. Bell menyukai pemikiran berniat mendobrak sesuatu dan mengikuti proyek biola Thackray selama setahun penuh.

Bell lantas menanyakan apakah dia bisa menggunakan instrumen itu dan diperbolehkan. "Saya terpesona oleh orang ini dan cara dia berpikir tentang musik. Secara khusus, dia dan saya berbagi hasrat untuk menghancurkan tradisi musik lama dan membangun kembali kreasi liar dan menyenangkan dari puing-puing," ujar Bell, dikutip dari laman Collider pada akhir pekan lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement