Selasa 26 Jul 2022 01:14 WIB

Djarot Sebut Kritik PDIP ke Anies untuk Beri Masukan Agar Jakarta Lebih Baik

Djarot menepis jika kritikan tersebut dikaitkan dengan Pilpres 2024.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat membantah bahwa kritik yang disampaikan PDIP ke Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, karena ketidaksukaan terhadap sosok Anies. Menurutnya, kritikan tersebut lebih kepada memberi masukan agar DKI Jakarta lebih baik. 

"Oh bukan. Jadi begini, kita bukan mengkritik, kita kasih masukan. Kan boleh ya dikritik, supaya pembangunan di Jakarta baik gitu ya," kata Djarot di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (25/7).

Dia juga menepis jika kritikan tersebut dikaitkan dengan Pilpres 2024. Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, kritikan tersebut merupakan upaya perbaikan agar DKI Jakarta ke depan lebih baik.

"Jadi jangan dianggap bahwa kritikan itu sifatnya suka atau tidak suka. Bukan. Tapi itu sebagai masukan upaya perbaikan DKI ke depan itu seperti apa, dan tidak ada kaitannya dengan pencapresan-pencapresan, tidak ada," tegasnya. 

Sebelumnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto mempertanyakan tujuh prestasi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sindiran tersebut itu dilontarkan Hasto dalam acara pelantikan dan pembekalan DPD Taruna Merah Putih (TMP) Provinsi DKI Jakarta di Kantor DPD PDIP DKI Jakarta, Jakarta, Jumat (22/7).

Pernyataan tersebut berawal dari pernyataan Hasto yang mendorong kader TMP mengedepankan wacana politik yang mencerdaskan kehidupan bangsa. Dia juga mendorong watak politik yang turun ke bawah dan mendorong suasana kondusif agar anak bangsa yang terpanggil jadi pemimpin bisa menujukkan kinerjanya.

Hasto juga mengingatkan, bahwa pihak yang bergerak dengan politik identitas dan bergerak dengan primodialisme tidak akan mendapatkan tempat di Indonesia. Dia pun kemudian menyebut nama Anies sebagai contoh.

"Itu yang harus kita lakuka,  jadi kalau ada orang berbicara si A si B tanya aja prestasinya. Pak Anies, sebutkan tujuh prestasinya apa misalnya gitu pasti bingung jawabnya saudara-saudara sekalian," ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement