Senin 25 Jul 2022 16:50 WIB

Virus Mematikan Terdeteksi di Spanyol, Infeksinya Bisa Bikin Mata-Hidung Berdarah

Virus dari gigitan kutu itu merupakan penyebab demam berdarah Krimea-Kongo.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Dokumentasi foto pada 15 Mei 2004 menunjukkan seorang pasien infeksi Crimean Congo Haemmorrhage Fever (CCHF) di Pakistan. Penyakit demam berdarah Krimea-Kongo ini biasanya sangat menular. Di tahap lanjut, penderitanya akan mengalami pendarahan, termasuk di mata, hidung, mulut, saluran kemih, dan gusi. Penyakit ini terdeteksi di Spanyol pada pekan lalu.
Foto: EPA/FAYYAZ AHMED
Dokumentasi foto pada 15 Mei 2004 menunjukkan seorang pasien infeksi Crimean Congo Haemmorrhage Fever (CCHF) di Pakistan. Penyakit demam berdarah Krimea-Kongo ini biasanya sangat menular. Di tahap lanjut, penderitanya akan mengalami pendarahan, termasuk di mata, hidung, mulut, saluran kemih, dan gusi. Penyakit ini terdeteksi di Spanyol pada pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah virus mematikan sudah terdeteksi di Spanyol. Virus bernama Nairovirus itu bisa menyebabkan darah keluar dari orang yang terinfeksi.

Nairovirus telah mengakibatkan tingkat kematian sekitar 30 persen dari mereka yang terinfeksi. Virus menyebabkan kondisi seseorang mengalami pendarahan atau darah mengalir dari mata, hidung, mulut, maupun gusi.

Baca Juga

Seorang pasien pria yang mengalami infeksi virus tersebut diketahui pernah dirawat di rumah sakit pada pekan lalu. Pria dari kota Leon, di Barat Laut Spanyol, awalnya didiagnosis menderita demam berdarah Krimea-Kongo (CCHF) setelah digigit kutu.

Pasien yang tidak disebutkan namanya ini dirawat di rumah sakit di Leon, sebelum diterbangkan ke rumah sakit lain oleh Kementerian Pertahanan pada Kamis pekan lalu. Pihak berwenang Spanyol mengatakan pria itu tetap dalam kondisi stabil, terlepas dari keparahan klinis yang tersirat dari patologi ini.

 

"Tingkat kematian untuk CCHF adalah 30 persen," kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dikutip The Sun, Senin (25/7/2022).

Gejala CCHF meliputi demam, nyeri, pusing, perubahan suasana hati, kebingungan, dan pendarahan, terutama pada mata dan kulit. Tanda infeksi sering muncul secara tiba-tiba dan banyak dari mereka yang meninggal karena virus menyerang dalam waktu dua pekan setelah diagnosis.

Nairovirus diketahui pertama kali ditemukan di Krimea pada tahun 1944. Virus itu menjadi endemik di Afrika, Asia, Timur Tengah, dan Balkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement