Senin 25 Jul 2022 15:54 WIB

'Pariwisata Berbasis Masyarakat Jadi Kunci Utama Pariwisata Berkelanjutan' 

Pariwisata berbasis masyarakat ini akan menghadiahkan kesejahteraan untuk masyarakat.

Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi Desa Silokek, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar). Desa wisata ini masuk ke dalam 50 besar desa terbaik ADWI 2022.
Foto: Istimewa
Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi Desa Silokek, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar). Desa wisata ini masuk ke dalam 50 besar desa terbaik ADWI 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SIJUNJUNG -- Desa Silokek, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar) masuk ke dalam 50 besar desa terbaik ADWI 2022. Desa ini akan mendapatkan pembinaan dan pendampingan dalam program Desa Mitra Bakti BCA selama satu tahun ke depan. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, untuk menjaga keberlanjutan dan kualitas destinasi Desa Wisata Silokek tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait, baik di tingkat provinsi hingga pusat. Termasuk terkait jaringan telekomunikasi, infrastruktur, dan kualitas air yang belum optimal. 

”Untuk keberlanjutannya nanti mungkin koordinasi yang perlu dibenahi karena masih ada penambangan emas, sehingga kualitas airnya belum terlalu optimal," ujar sandi saat menyambangi Desa Wisata Silokek, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Senin (25/7/2022). 

"Tapi, kita yakin dengan pengelolaan bersama, pariwisata berbasis masyarakat ini akan menghadiahkan kesejahteraan untuk masyarakat. Akan membuka 1,1 juta lapangan kerja baru tahun ini, dan 2024 Insya Alloh kita fokus untuk menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru yang berkualitas,” ujar Sandi lagi. 

Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 menyambangi Desa Wisata Silokek. Desa tersebut terletak di Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar). 

Menteri Parekraf dan rombongan tiba di Gerbang Geopark Silokek disambut oleh Tari Galombang atau tari gelombang khas Minangkabau. Tarian itu menampilkan kelincahan tubuh para penari yang bergerak naik dan turun bagaikan gelombang laut. Tampak Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yusfir dan jajarannya juga menyambut hangat. 

”Ini adalah community base tourism atau pariwisata berbasis masyarakat. Dan kita sekarang melihat luar biasa paduan alam dan budaya, nature dan culture. Tapi juga banyak sekali produk-produk ekonomi kreatif,” kata Sandi. 

Dia mengapresi, keunikan destinasi wisata di Desa Wisata Silokek, seperti objek wisata susur sungai. ”Tadi kita lihat mendulang Ameh. Ini sangat unik ya. Jadi ini ada wisata berbasis budaya, ternyata ada wisata berbasis sejarah juga," ujarnya. 

Jadi, tourist information center yang pihaknya kolaborasikan dengan masyarakat Nagari Silokek, kabupaten, dan provinsi ini harapannya bisa memberikan informasi terhadap event-event mendatang, baik yang ada di Nagari Silokek ini atau di Kabupaten Sijunjung. "Karena di Sijunjung ini ternyata ada beberapa destinasi lainnya,” beber Sandi. 

Diketahui, Desa Wisata Silokek memiliki luas wilayah 1.918 Ha dan ketinggian 150 – 200 mdpl. Dialiri beberapa sungai seperti, Batang Kuantan dan Batang Sangkiamo. Memiliki struktur permukaan berupa perbukitan serta keragaman geologi yang unik, yaitu terdapat sedimen (kars) berusia 350 juta tahun juga batuan beku (granit) berusia 250 juta tahun menjadikan kawasan Silokek sebagai kawasan inti Geopark Nasional Ranah Minang Silokek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement