Senin 25 Jul 2022 11:18 WIB

WHO Minta Kawasan Asia Tenggara Perkuat Pengawasan Cacar Monyet

Secara global, lebih dari 16 ribu kasus cacar monyet telah dilaporkan dari 75 negara.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Friska Yolandha
Virus cacar monyet. Secara global, lebih dari 16 ribu kasus cacar monyet telah dilaporkan dari 75 negara.
Foto: AP/VOA
Virus cacar monyet. Secara global, lebih dari 16 ribu kasus cacar monyet telah dilaporkan dari 75 negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Regional Wilayah Asia Tenggara WHO meminta negara-negara anggota untuk memperkuat pengawasan dan tindakan kesehatan masyarakat untuk cacar monyet. WHO telah menyatakan darurat kesehatan terhadap penyakit cacar monyet.

"Cacar monyet telah menyebar dengan cepat dan ke banyak negara yang belum pernah melihatnya sebelumnya, yang merupakan masalah yang sangat memprihatinkan," kata Direktur Regional Wilayah Asia Tenggara WHO Poonam Khetrapal Singh dikutip dari India Times pada Senin (25/7/2022).

Baca Juga

Secara global, lebih dari 16 ribu kasus cacar monyet telah dilaporkan dari 75 negara. Di Wilayah Asia Tenggara, empat kasus cacar monyet telah dilaporkan, tiga dari India dan satu dari Thailand.  

Kasus-kasus di India adalah di antara warga negara yang pulang dari Timur Tengah. Sementara kasus di Thailand seorang warga Nigeria yang tinggal di negara itu telah dikonfirmasi positif terkena cacar monyet.

"Yang penting, upaya dan tindakan kami yang terfokus harus sensitif, tanpa stigma atau diskriminasi,” kata dia.

Keputusan untuk menyebut cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC) diumumkan oleh Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO. Pengumuman itu dilakukan sehari setelah ia mengadakan pertemuan lagi komite darurat Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) untuk meninjau wabah multinegara.

"Meskipun risiko cacar monyet secara global dan di kawasan sedang, potensi penyebaran internasional lebih lanjut adalah nyata. Selain itu, masih banyak yang belum diketahui tentang virus tersebut. Kita harus tetap waspada dan bersiap untuk menggelar respons intens untuk mengurangi penyebaran cacar monyet lebih lanjut,” kata dia.

Virus cacar monyet ditularkan dari hewan yang terinfeksi ke manusia melalui kontak tidak langsung atau langsung. Penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit atau lesi yang menular, termasuk tatap muka, kulit ke kulit dan tetesan pernapasan.

Dalam wabah saat ini di negara-negara dan di antara kasus cacar monyet yang dilaporkan, penularan tampaknya terjadi terutama melalui kontak fisik yang dekat, termasuk kontak seksual. Penularan juga dapat terjadi dari bahan yang terkontaminasi seperti linen, tempat tidur, elektronik, pakaian, yang memiliki partikel kulit yang menular.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement