Ahad 24 Jul 2022 14:42 WIB

CEO Volkswagen Mundur, Ini Masalahnya

Herbert Diess akan mundur dari jabatan sebagai CEO Volkswagen.

FILE - Mobil listrik e-Golf dengan logo VW pada peleknya terlihat di pabrik mobil Jerman Volkswagen Transparent Factory (Glaeserne Manufaktur) di Dresden, Jerman.
Foto: AP/Jens Meyer
FILE - Mobil listrik e-Golf dengan logo VW pada peleknya terlihat di pabrik mobil Jerman Volkswagen Transparent Factory (Glaeserne Manufaktur) di Dresden, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Herbert Diess akan mundur dari jabatan sebagai CEO Volkswagen (VW). Diess menjabat selama empat tahun terakhir dan akan digantikan oleh Kepala Eksekutif Porsche Oliver Blume.

Kabar tersebut diumumkan Volkswagen pada Jumat (22/7/2022) waktu setempat setelah proses pemungutan suara yang dilakukan oleh dewan pengawas. Sumber yang mengetahui permasalahan ini mengatakan keluarga Porsche dan Piech, yang memiliki lebih dari setengah hak suara dan 31,4 persen saham ekuitas di Volkswagen, mendesak perubahan di pucuk pimpinan.

Baca Juga

 

Pencopotan Diess dinilai juga terkait dengan kesulitannya memimpin unit perangkat lunak pembuat mobil Cariad, kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut. Kepemimpinan Diess di Volkswagen telah diragukan dalam beberapa kesempatan, terakhir pada musim gugur tahun lalu setelah ia menyatakan transisi ke elektrifikasi yang dapat memangkas 30.000 pekerjaan di perusahaan. Dia juga mendapat kritikan karena mengatakan bahwa Volkswagen tertinggal di belakang Tesla.

"Kepemimpinan Diess tidak bisa diperbaiki. Dia telah mengubah Volkswagen secara signifikan menjadi lebih baik. Tapi gaya komunikasi Diess menyedihkan," kata seorang sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya kepada Reuters, dikutip Ahad (24/7/2022).

Blume akan mengambil alih perusahaan mulai 1 September mendatang. Ia juga akan mempertahankan posisinya sebagai CEO Porsche.

Pria berusia 54 tahun itu pernah memegang banyak peran di kerajaan Volkswagen, seperti kepala produksi di markas Wolfsburg hingga kepala produksi dan logistik di Porsche pada 2009 serta CEO Porsche pada 2013.

Namun, analis Daniel Roeska dari Bernstein Research menilai bahwa peran ganda yang memimpin dua perusahaan dapat membuat situasi tata kelola yang buruk menjadi lebih buruk. Terutama kemungkinan Porsche yang akan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO).

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement