Sabtu 23 Jul 2022 00:09 WIB

Suku Bunga BI Ditahan Dorong Pertumbuhan Properti

Sektor properti saat ini masih terus melanjutkan tren pemulihan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Foto udara persawahan di antara perumahan di Kecamatan Sekarbela, Mataram, NTB, Kamis (21/7/2022). Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia tidak terlalu berpengaruh pada sektor properti.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Foto udara persawahan di antara perumahan di Kecamatan Sekarbela, Mataram, NTB, Kamis (21/7/2022). Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia tidak terlalu berpengaruh pada sektor properti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia tidak terlalu berpengaruh pada sektor properti. Ketua Umum DPP REI Paulus Totok Lusida menyampaikan sektor properti saat ini masih terus melanjutkan tren pemulihan.

"Meski belum seperti saat sebelum pandemi, tapi terus tumbuh dan kebijakan menahan suku bunga itu juga tidak terlalu berpengaruh," katanya pada Republika.co.id, Jumat (22/7/2022).

Baca Juga

Sejak The Fed menaikan suku bunga acuannya, bahan baku sektor properti terpantau terkendali. Meski ada kenaikan, inflasi sektor properti tetap terjaga. Totok mengaku mempercayakan tingkat kebijakan suku bunga pada ahlinya.

Mempertahankannya pun dinilai tidak mengganggu proses pemulihan properti. Meski nilai tukar rupiah melemah, industri masih bisa melakukan ekspansi dan mengatur kinerja.

"Yang penting kita dorong pakai produk dalam negeri, turut jaga inflasi, jaga rupiah, kita serahkan pada ahli-ahlinya, saat ini sepertinya pemerintahan sangat profesional," katanya.

Menurut Totok, tingkat inflasi dari sektor properti masih di bawah tiga persen dan tidak terlalu tampak dalam perhitungan. Inflasi sektor properti menandakan tingkat inflasi dari sisi permintaan yang tercermin pada inflasi inti.

Totok menambahkan, apalagi saat ini ada insentif pajak dari pemerintah pada PPN Properti. Relaksasi ini sangat bermanfaat dan berdampak positif pada pertumbuhan properti. Pada tahun lalu, pertumbuhan transaksi sektor properti bisa mencapai 7-10 persen.

"Kita disubsidi lima persen dan itu sangat membantu, ini juga yang mungkin menahan inflasi properti," katanya.

Meski akan berakhir September 2022, REI saat ini sedang mengajukan perpanjangan untuk insentif tersebut. Diharapkan, pada akhir tahun ini sektor properti bisa kembali ke masa seperti sebelum pandemi.

Menurut data Bank Indonesia, permintaan properti komersial pada kuartal I 2022 terpantau meningkat 1,19 persen (yoy). Peningkatan didorong oleh perbaikan permintaan pada kategori jual, khususnya di segmen perkantoran, lahan industri, dan warehouse.

Sisi pasokan properti pada kuartal I 2022 juga meningkat, yang dilihat dari Indeks Pasokan Properti Komersial yang tercatat 1,24 persen (yoy). Sementara harga properti komersial tercatat tumbuh melambat dengan Indeks Harga Properti Komersial sebesar 0,26 persen (yoy), lebih rendah dari 0,6 persen pada kuartal sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement