Jumat 22 Jul 2022 12:55 WIB

Belajar dari Gempa Lombok, ITDC Matangkan Mitigasi Bencana di Mandalika

ITDC merealisasikan pembangunan temporary evacuation shelter di sejumlah titik

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Sejumlah wisatawan berkunjung ke Pantai Kuta, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, (ilustrasi). PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) terus merealisasikan pembangunan Temporary Evacuation Shelter (TES) yang tersebar di sejumlah titik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) The Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Foto: AHMAD SUBAIDI/ANTARA
Sejumlah wisatawan berkunjung ke Pantai Kuta, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, (ilustrasi). PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) terus merealisasikan pembangunan Temporary Evacuation Shelter (TES) yang tersebar di sejumlah titik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) The Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) terus merealisasikan pembangunan Temporary Evacuation Shelter (TES) yang tersebar di sejumlah titik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) The Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Keberadaan TES merupakan bentuk kesiapan ITDC dalam mitigasi kebencanaan di Mandalika.

Direktur Teknik dan SDM ITDC Taufik Hidayat mengatakan pembangunan TES masuk dalam masterplan pengembangan The Mandalika untuk menyiapkan kawasan pariwisata yang aman bagi wisatawan dan pelaku wisata. Saat ini pembangunan TES telah mencakup  tiga titik, yakni Bukit Masjid Nurul Bilad, Bukit 360 Pertamina Mandalika Circuit dan Bukit Merese.

Baca Juga

"Dua TES di antaranya, yakni di Bukit Masjid Nurul Bilad dan Bukit 360 Pertamina Mandalika Circuit, telah selesai dibangun, sementara, TES di Bukit Merese saat ini pada tahap konstruksi akses jalan. Dalam masterplan pengembangan The Mandalika, ITDC merencanakan penyebaran TES di 11 titik," ujar Taufik dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (22/7/2022).

Taufik menyampaikan pembangunan TES di Pertamina Mandalika Circuit dan Bukit Merese merupakan bagian dari Mandalika Urban Tourism and Infrastructure Project (MUTIP), yang dibiayai Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). MUTIP merupakan pembiayaan pertama secara mandiri yang dilakukan AIIB di Indonesia dan secara global merupakan pembiayaan pertama bagi kegiatan pembangunan infrastruktur pariwisata.

"Berkaca dari bencana gempa bumi pada 2018 di Pulau Lombok, kami berkomitmen semakin mematangkan prosedur dan fasilitas untuk menunjang mitigasi kebencanaan di The Mandalika, salah satunya melalui pembangunan TES berikut jalan akses dan fasilitasnya seperti tempat berteduh dan toilet," ucap Taufik.

Menurut Taufik, penyiapan TES ini juga merupakan salah satu syarat yang wajib dimiliki sebuah kawasan pariwisata berstandar internasional. Taufik menjelaskan pembangunan TES merupakan implementasi ITDC untuk mengantisipasi dampak bencana seperti tsunami dan gempa bumi di kawasan, hingga kemungkinan kecelakaan kerja seperti kebakaran.

Di samping itu, lanjut Taufik, pembangunan TES ini juga dimaksudkan untuk semakin meyakinkan wisatawan dan pelaku wisata lainnya bahwa The Mandalika merupakan kawasan yang aman. Ke depannya, ITDC akan melanjutkan pembangunan TES pada sejumlah titik evakuasi yang tersebar di zona barat hingga timur kawasan, antara lain Bukit Benjon dan Bukit Seger untuk zona barat, Bukit Merese untuk zona tengah, hingga Gerupuk untuk zona timur.

Taufik mengatakan setiap TES yang dibangun dapat menampung rata-rata hingga 500 orang dewasa dilengkapi dengan jalan akses serta fasilitas umum yang memadai untuk wisatawan dan pelaku wisata lainnya di The Mandalika.

Taufik menyebut penetapan lokasi, perencanaan, hingga pembangunan TES ini juga telah dipersiapkan ITDC dengan matang mengikuti persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah. Pertama, pembangunan TES wajib mengikuti pedoman dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kedua, berada pada ketinggian lebih dari 16,3 meter dari permukaan laut.

"Ketiga, lokasi TES harus strategis dan mudah dijangkau oleh wisatawan maupun pelaku wisata lainnya," sambungnya.

Taufik menyampaikan TES dibangun pada bukit-bukit yang ada di Kawasan The Mandalika dengan ketinggian khusus serta memiliki permukaan yang tidak curam. Selain berfungsi sebagai tempat tujuan evakuasi bencana, TES ini juga nantinya dapat difungsikan sebagai spot wisata baru bagi para wisatawan yang berkunjung ke The Mandalika.

"TES ini kami desain sedemikian rupa agar ke depannya para wisatawan juga dapat mengakses wilayah ini sambil menikmati keindahan alam di The Mandalika. Contohnya adalah TES di Bukit 360 Pertamina Mandalika Circuit, yang mana para wisatawan dapat menikmati keindahan Sirkuit dari atas bukit," ucapnya.

Selain itu, ucap Taufik, TES di Masjid Nurul Bilad yang dapat menampilkan keindahan Pantai Kuta dari atas. Ada pula pembangunan TES yang masih dalam tahap konstruksi di Bukit Merese, yang mana para wisatawan dapat menikmati keindahan pantai dari atas bukit.

Selain penyediaan titik evakuasi yang memadai, Taufik katakan, The Mandalika juga telah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas mitigasi kebencanaan seperti alat komunikasi penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini Tsunami Warning Receiver System New Generation (WRS NewGen) dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fasilitas Sirine peringatan Tsunami di Bukit Nurul Bilad dan Bukit Bantar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah dan BMKG, kelengkapan layanan Search and Rescue (SAR) yang merupakan sinergi bersama Badan Nasional Pencarian Pertolongan (Badan SAR Nasional/BASARNAS), serta patroli oleh tim keamanan pada area operasional kawasan.

"Kami berharap melalui mitigasi kebencanaan yang kami siapkan di The Mandalika dapat semakin melengkapi kawasan ini sebagai standar kawasan pariwisata internasional yang terintegrasi sekaligus dapat memberikan jaminan keamanan wisatawan dan pelaku wisata lainnya dari faktor kebencanaan," kata Taufik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement