Jumat 22 Jul 2022 10:41 WIB

Rusia: Sanksi Baru Uni Eropa akan Picu Kehancuran Ekonomi Global

Eropa akan berlakukan larangan impor emas Rusia dan membekukan aset pemberi pinjaman.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Steam meninggalkan menara pendingin pembangkit listrik berbahan bakar gas Lichterfelde di Berlin, Jerman, Rabu, 30 Maret 2022. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, paket sanksi terbaru Uni Eropa terhadap negaranya akan memiliki konsekuensi menghancurkan bagi keamanan dan perekonomian global.
Foto: AP/Michael Sohn
Steam meninggalkan menara pendingin pembangkit listrik berbahan bakar gas Lichterfelde di Berlin, Jerman, Rabu, 30 Maret 2022. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, paket sanksi terbaru Uni Eropa terhadap negaranya akan memiliki konsekuensi menghancurkan bagi keamanan dan perekonomian global.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, paket sanksi terbaru Uni Eropa terhadap negaranya akan memiliki konsekuensi menghancurkan bagi keamanan dan perekonomian global. Dia pun menuding perhimpunan Benua Biru tak menepati pernyataannya terkait komitmen memulihkan kondisi pangan global. 

"Uni Eropa terus mendorong dirinya ke jalan buntu dengan kegigihan yang patut ditiru. Konsekuensi yang menghancurkan dari sanksi Uni Eropa pada berbagai segmen ekonomi dan keamanan global menjadi semakin jelas," kata Zakharova dalam sebuah pernyataan, Kamis (21/7/2022). 

Baca Juga

Pada Rabu (20/7/2022) lalu, para diplomat Uni Eropa menyepakati paket sanksi baru terhadap Rusia sebagai respons atas keputusannya menyerang Ukraina. Uni Eropa akan memberlakukan larangan impor emas Rusia dan membekukan aset pemberi pinjaman utama di negara tersebut, yakni Sberbank.

Zakharova mengungkapkan, sebelumnya Uni Eropa mengusulkan tentang peringanan sanksi terhadap Rusia sebagai upaya menjaga keamanan global. Perhimpunan Benua Biru juga sempat menyampaikan bahwa mereka berharap Moskow akan menciptakan kondisi untuk ekspor gandum dan pupuk tanpa hambatan.

"Sayangnya, kita tahu ada kesenjangan besar antara niat yang diumumkan Uni Eropa dan apa yang sebenarnya dilakukan," kata Zakharova. 

Uni Eropa diketahui telah memberlakukan beberapa paket sanksi terhadap Rusia. Mereka membidik berbagai sektor, terutama energi. Pada 31 Mei lalu, Uni Eropa menyetujui embargo parsial terhadap komoditas minyak Rusia. Hungaria, Slovakia, serta Republik Ceko diberi pengecualian dan tetap diperkenankan memperoleh pasokan minyak Rusia yang dikirim lewat pipa Druzhba. Keputusan embargo bertujuan menghentikan 90 persen impor minyak mentah Rusia ke 27 negara anggota Uni Eropa. Hal itu diharapkan berlaku penuh akhir tahun ini.

Embargo yang dilakukan perhimpunan Benua Biru akan menjadi sanksi paling keras terhadap Moskow sebagai konsekuensinya menyerang Ukraina. Namun di sisi lain, sanksi tersebut bakal turut mempengaruhi Uni Eropa. Pada 2020, Rusia merupakan pemasok seperempat impor minyak Uni Eropa. Eropa adalah tujuan hampir separuh dari ekspor minyak mentah dan produk minyak Rusia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement