Jumat 22 Jul 2022 07:50 WIB

Ford Motor Masuk ke Proyek Vale Indonesia di Sulsel

Perusahaan berencana menjalin kemitraan untuk membangun pabrik ekstraksi bijih nikel.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Produsen mobil asal Amerika Serikat Ford Motor Company masuk ke proyek Vale Indonesia di Sulawesi Selatan.
Foto: EPA
Produsen mobil asal Amerika Serikat Ford Motor Company masuk ke proyek Vale Indonesia di Sulawesi Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Produsen mobil asal Amerika Serikat (AS) yakni Ford Motor masuk ke proyek Vale Indonesia di Sulawesi Selatan. Penambang nikel Vale Indonesia, Zhejiang Huayou Cobalt China, dan Ford Motor menandatangani nota kerja sama yang tidak mengikat untuk membangun pabrik di Indonesia dalam mengekstrak bahan kimia nikel. 

Vale mengatakan kemitraan baru dengan Ford akan dibangun berdasarkan perjanjian kerangka kerja dengan Huayou yang ditandatangani pada April 2022. Berdasarkan perjanjian April, Huayou akan mengembangkan proyek di Sulawesi Tenggara dan Vale akan memiliki hak untuk mengakuisisi hingga 30 persen saham dalam proyek tersebut.

Baca Juga

"Hubungan tiga arah ini adalah cara kreatif untuk mengamankan nikel yang dibutuhkan Ford untuk membantu memberikan jutaan EV bagi pelanggan kami dan menjaga tujuan lingkungan, sosial, dan tata kelola kami di depan dan di tengah dalam proses," kata Wakil Presiden Ford Industrialisasi EV Lisa Drake dalam pernyataan tertulisnya dikutip dari Reuters, Kamis (21/7/2022). 

Perusahaan berencana menjalin kemitraan untuk membangun pabrik yang memproduksi 120 ribu ton per tahun endapan hidroksida campuran. Bahan yang diekstraksi dari bijih nikel akan digunakan dalam baterai untuk kendaraan listrik.

“Kemitraan dengan Ford dan PT Vale ini tidak hanya akan memberikan pasokan yang stabil dan berkelanjutan kepada pelanggan kami, tetapi juga akan menguntungkan industri EV yang semakin kuat dan perekonomian Indonesia,” kata Executive Vice Chairman Huayou, George Q Fang. 

Proyek tersebut diharapkan akan selesai pada 2025. Indonesia ingin memanfaatkan cadangan nikelnya yang kaya untuk menarik investasi dalam pemrosesan logam, produksi bahan baterai EV dan membangun EV di darat.

Pemerintah juga mulai 2020 melarang ekspor bijih nikel yang belum diproses. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan pasokan bagi investor yang ada dan calon investor.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement