Kamis 21 Jul 2022 12:38 WIB

Putin: Rusia Belum Mengetahui Kualitas Turbin Nord Stream 1

Nord Stream 1 merupakan jalur tunggal terbesar pasokan gas langsung Rusia ke Eropa

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Proyek pipa gas Rusia-Jerman, Nord Stream. Nord Stream 1 merupakan jalur tunggal terbesar pasokan gas langsung dari Rusia ke Eropa. Ilustrasi.
Foto: Reuters
Proyek pipa gas Rusia-Jerman, Nord Stream. Nord Stream 1 merupakan jalur tunggal terbesar pasokan gas langsung dari Rusia ke Eropa. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya belum mengetahui kondisi turbin Nord Stream 1 yang dikembalikan usai diperbaiki di Kanada. Pernyataan ini menambah ketidakpastian mengenai pipa gas yang akan beroperasi lagi usai diperbaiki.

Putin mengatakan ada risiko peralatan yang diperbaiki dimatikan sehingga gas yang dikirim melalui Nord Stream 1 berhenti mengalir. Pada Juni lalu perusahaan energi milik pemerintah Rusia, Gazprom, memotong ekspor gas ke Eropa sebanyak 40 persen.

Baca Juga

Moskow mengatakan hal itu dilakukan karena turbin Seimens Energy yang sedang diperbaiki di Kanada belum dipulangkan. Turbin yang masuk sanksi itu dilaporkan sedang dalam perjalanan untuk dipasang kembali.

"Sekarang mereka mengatakan akan mengembalikan mesin-mesin itu, setidaknya salah satunya. Namun kualitas seperti apa yang mereka kembalikan, apa parameter teknisnya usai diperbaiki, apa rencananya?" kata Putin dalam sebuah kegiatan yang disiarkan televisi, Rabu (20/7/2022).

"Mungkin mereka akan mematikan beberapa titik, dan itu saja, dan Nord Stream 1 akan berhenti, karena datang dari sana, dari Kanada," tambah Putin tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Nord Stream 1 merupakan jalur tunggal terbesar pasokan gas langsung dari Rusia ke Eropa. Ekspor gas kembali dimulai pada Selasa (19/7/2022) usai masa perbaikan tahunan selama 10 hari.

Sebelumnya Putin juga mengindikasi pasokan gas ke Jerman yang dikirimkan melalui pipa gas di bawah Laut Baltik juga akan dikurangi. Jerman, perekonomian terbesar di Eropa, mengandalkan pasokan energi Rusia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement