Kamis 21 Jul 2022 09:09 WIB

ARSC Gelar Simulasi, Paslon Airlangga-AHY Ungguli Prabowo-Puan

Pasangan Airlangga-AHY dipilih 24,4 persen responden dan Prabowo-Puan 17,7 persen.

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto berjabat tangan dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto berjabat tangan dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) melakukan simulasi dua pasangan (paslon) calon presiden (capres) pada Pemilu 2024. Hasilnya, pasangan Airlangga Hartarto-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani.

Peneliti ARSC Bagus Balghi menjelaskan, Airlangga mendapat insentif politik dari kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah di bidang pemulihan ekonomi. Menurut dia, figur AHY mewakili representasi anak muda sesuai dengan bonus demografi pada Pemilu 2024.

Bagus menjelaskan, survei ARSC melakukan simulasi pasangan calon dengan mempertimbangkan kombinasi pasangan calon antara figur ketua umum atau pimpinan partai politik (parpol) dengan sosok populer, berikut temuan simulasinya. Hasilnya, Airlangga-AHY dipilih 24,4 persen responden diikuti Prabowo-Puan 17,7 persen.

"Survei ini secara nasional berlangsung pada 21 Juni-5 Juli 2022 melalui wawancara telepon menggunakan kuesioner terstruktur. Survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi dan sikap masyarakat terhadap isu-isu aktual terkait dengan kinerja pemerintahan dan kontestasi menuju Pemilu 2024," ujar Bagus saat memaparkan survei dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (21/7/2022).

Survei mengambil sampel 1.225 responden, terbagi secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih (penduduk usia dewasa) yang tercatat pada Pemilu 2019. Sampel ditentukan dengan acak bertingkat (multistage random sampling), dengan margin of error kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan (level of confidence) 95 persen.

Bagus menyatakan, kombinasi pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres) yang dinilai publik ideal adalah sosok ketua umum atau pimpinan parpol dan sosok populer. "Pasangan ideal ini sebagai representasi dari keseimbangan antara kebutuhan memperkuat institusi partai politik, demokrasi dan popularitas figur," ucap Bagus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement