Rabu 20 Jul 2022 23:50 WIB

Vietnam Dukung Presidensi Indonesia di G20 dan ASEAN di 2023

Vietnam mendukung keketuaan Indonesia G20 serta ketua ASEAN di 2023

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Bendera Vietnam (ilustrasi)
Foto: wikispaces.com
Bendera Vietnam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Vietnam Bui Thanh Son melakukan kunjungan resmi ke Jakarta, Selasa-Rabu (19-20/7/2022). Dalam kesempatan pertemuan bilateral dengan Menlu RI Retno Marsudi, Vietnam menegaskan kembali dukungannya untuk keketuaan Indonesia G20 serta ketua ASEAN 2023 mendatang.

"Kami secara khusus mengucapkan selamat, seperti Anda tahu, Indonesia telah berhasil memenuhi kepresidenan G20 sejauh ini, dan sampai akhir tahun dan kami akan memberikan dukungan penuh kami kepada kepemimpinan ASEAN Indonesia pada 2023," kata Thanh Son dalam penyataan pers bersama yang disiarkan secara virtual dari Gedung Pancasila Kemenlu RI, Rabu (20/7/2022).

Thanh Son juga menegaskan kembali tekad Vietnam untuk lebih memajukan kemitraan strategis antara Vietnam dan Indonesia jelang 10 tahun kemitraan strategis antara kedua negara 2023 mendatang.

Thanh Son dan Retno memimpin bersama Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) Indonesia-Vietnam ke-4 untuk memperkuat hubungan bilateran di berbagai bidang. Thanh Son juga telah melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Retno dalam hal ini mengakui Vietnam merupakan salah satu mitra strategis Indonesia. "Kedua negara, untuk semakin memantapkan kemitraan ke depan, kami sepakat mempercepat finalisasi Plan of Action periode 2024 – 2028 sebagai pedoman kerja sama bilateral kita ke depan," ujar Retno.

Ia mencatat bahwa Indonesia dan Vietnam telah melampaui target perdagangan bilateral sebesar 10 miliar dolar AS senilai lebih dari 11 miliar dolar AS pada 2021. Kedua menlu pun membahas upaya untuk menjajaki target perdagangan bilateral baru sebesar 15 miliar dolar ASpada 2028.

"Untuk mencapai target tersebut, kami membahas upaya penyederhanaan aturan akses pasar untuk produk-produk termasuk sektor farmasi dan pertanian, menggali potensi berbagai komoditas dan produk yang belum dimanfaatkan, dan meningkatkan hubungan B-to-B," kata Retno pada kesempatan yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement