Rabu 20 Jul 2022 05:34 WIB

Wafatnya Orang Tua Ibnu Khaldun dalam Wabah Mematikan The Black Death

Wabah mematkan The Black Death menerpa sejumlah negara saat itu

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi wabah virus. Wabah mematkan The Black Death menerpa sejumlah negara saat itu
Foto: Public Domain Pictures
Ilustrasi wabah virus. Wabah mematkan The Black Death menerpa sejumlah negara saat itu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sejak terlahir ke dunia, Ibnu Khaldun sudah hidup dalam komunitas kelas atas. Karena itu, dia menikmati berbagai kemudahan mendapatkan pendidikan yang berkualitas. 

Guru pertamanya adalah ayahnya sendiri. Darinya, ia belajar membaca dan meng hafal kan Alquran. Anak lelaki ini juga memperoleh dasar-dasar ilmu gramatika bahasa Arab, fikih, dan sejarah Islam. 

Baca Juga

Umumnya, medio abad ke-13 M diwarnai berbagai prahara di dunia Islam. Di belahan barat, Andalusia telah menjadi wilayah kekuasaan Kristen. Reconquista menyebabkan umat Islam dan Yahudi di Iberia harus menghadapi pilihan sulit: mati dibunuh Salibis-ekstrem atau dipaksa murtad dari agama mereka. 

Di belahan timur, Kekhalifahan Abbasiyah tidak kuasa menahan serangan bangsa Mongol. Pada 1258sekitar 75 tahun sebelum kelahiran Ibnu Khaldun Baghdad disapu balatentara Hulagu Khan. Ibu kota Abbasiyah itu luluh lantak dan tidak pernah bersemi lagi. 

Sejak 1248, gelombang pengungsi Muslimin mulai meninggalkan Spanyol. Sebagian menuju ke Afrika Utara, termasuk Tunisia. Di antara para pelarian itu, terdapat kaum cerdik cendekia. Oleh Pemerintah Hafshiyun, mereka diterima dan diperlakukan dengan baik. 

Ibnu Khaldun kecil diuntungkan dengan situasi de mikian. Sebagai seorang anak bangsawan, dia dapat memasuki sekolah yang terbaik di Tunisia. Di sana di rinya menimba ilmu-ilmu agama dan umum dengan bimbingan para pengajar setempat. Banyak dari mereka yang berasal dari kaum pengungsi Andalusia. 

Beberapa gurunya yang turut mengembangkan kemampuan intelektualnya adalah Abu al-'Abbas Ahmad bin Muhammad al-Bathani dalam ilmu membaca Alquran (qira'at), Abu 'Abdillah Muhammad bin Bahr dalam ilmu gramatika Arab, Abu Muham mad bin Abdul Muhaimin al-Hadhramy dalam ilmu hadits, serta Abdullah Muhammad bin Abdussa lam dalam ilmu fikih. 

Dari Abu Abdillah Muhammad al-Abili, dirinya mendapatkan pengetahuan soal filsafat, logika, matematika, dan astronomi. 

Secara tiba-tiba, ujian besar melanda hidupnya. Saat berusia 17 tahun, Ibnu Khaldun menyaksikan negeri tempatnya tinggal dilanda wabah penyakit pes. Dalam skala masif, pandemi itu menyebar di sebagian besar Benua Eropa, Afrika Utara, dan kawasan Syam. 

Fenomena yang tercatat dalam literatur Barat sebagai The Black Death itu menelan nyawa ribuan orang, termasuk orang tua dan para guru Ibnu Khaldun. Beruntung, dia selamat dari sapuan wabah tersebut.    

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement