Selasa 19 Jul 2022 20:44 WIB

Satgas PMK: Tenaga Vaksinator Kurang Jadi Hambatan Vaksinasi PMK

Hewan yang terinfeksi PMK lebih sering berbaring.

Hambatan pelaksanaan vaksinasi PMK, salah satunya tenaga vaksinator yang masih kurang. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Hambatan pelaksanaan vaksinasi PMK, salah satunya tenaga vaksinator yang masih kurang. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan PMK Prof Wiku Adisasmito menyampaikan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK). Salah satunya yaitu tenaga vaksinator yang masih belum mencukupi.

"Terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi, beberapa diantaranya adalah tenaga vaksinator yang masih belum mencukupi," ujar Wiku dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan PMK yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (19/7/2022).

Baca Juga

Selain itu, kata dia, medan tempuh menuju kandang hewan yang cukup berat, serta sulitnya menjaga suhu vaksin agar tetap optimal saat akan disuntikkan ke hewan ternak turut menjadi penghambat pelaksanaan vaksinasi PMK. "Pemerintah dalam hal ini akan terus melakukan evaluasi, koordinasi dan peningkatan kinerja agar cakupan vaksinasi semakin besar," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Wiku juga menjelaskan bahwa PMK merupakan penyakit hewan yang sangat menular dan disebabkan oleh virus. PMK dapat menginfeksi hewan berkuku belah seperti sapi, babi, kerbau, kambing, domba, unta, dan rusa. Dia mengatakan, hewan rentan yang terinfeksi PMK ditandai dengan adanya lepuh atau erosi di mulut, lidah, gusi, lubang hidung, puting, dan di kulit sekitar kuku. 

Dia menyebut, hewan yang terinfeksi PMK lebih sering berbaring. Pada ternak potong terjadi penurunan bobot badan, sementara pada ternak perah dapat terjadi penurunan produksi susu yang sangat drastis. "Kita perlu memastikan penerapan protokol kesehatan yang tepat dan ketat untuk menjaga penyebaran virus PMK ke hewan rentan PMK lainnya," kata dia.

Dia menyampaikan, virus itu dapat menular ke hewan rentan PMK melalui kontak langsung dan tidak langsung. Untuk penularan melalui kontak langsung, kata dia, terjadi saat hewan yang sehat berkontak dengan hewan yang terinfeksi. Sementara itu, penularan melalui kontak tidak langsung, lanjut dia, dapat terjadi saat virus tidak sengaja terbawa oleh manusia melalui kontaminasi pada anggota tubuh, pakaian, atau alas kaki yang tengah digunakan atau kontaminasi pada kendaraan atau peralatan yang kemudian berkontak dengan hewan rentan, sehingga virus PMK menginfeksi hewan tersebut.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement