Selasa 19 Jul 2022 19:45 WIB

Pelajar Kota Tasikmalaya Jadi Juara Taekwondo di Korea Selatan

Sidiq berkompetisi dengan para peserta dari 10 negara lainnya.

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
 Sidiq Khoerulsyah Sudiro (16 tahun) membuat nama Indonesia harum di kancah Internasional. Remaja yang kini masih duduk di kela XI SMAN Kota Tasikmalaya itu berhasil menyabet medali perunggu dalam Chuncheon Korea Open International Taekwondo Championships di Korea Selatan, awal Juli lalu.
Foto: istimewa
Sidiq Khoerulsyah Sudiro (16 tahun) membuat nama Indonesia harum di kancah Internasional. Remaja yang kini masih duduk di kela XI SMAN Kota Tasikmalaya itu berhasil menyabet medali perunggu dalam Chuncheon Korea Open International Taekwondo Championships di Korea Selatan, awal Juli lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sidiq Khoerulsyah Sudiro (16 tahun) membuat nama Indonesia harum di kancah Internasional. Remaja yang kini masih duduk di kela XI SMAN Kota Tasikmalaya itu berhasil menyabet medali perunggu dalam Chuncheon Korea Open International Taekwondo Championships di Korea Selatan, awal Juli lalu. 

Dalam kejuaraan itu, Sidiq berkompetisi dengan para peserta dari 10 negara lainnya. Ia meraih juara ketiga dalam kategori individual putra komse atau keindahan jurus taekwondo.

Baca Juga

"Di sana ada sekitar 10 peserta dari berbagai negara. Juata satu itu dari Singapura, kedua dari Jepang, dan saya juara tiga," kata dia saat ditemui Republika di sekolahnya, Senin (18/7/2022).

Sidiq mengaku sempat pesimistis ketika awal mengikuti kejuaran internasional itu. Apalagi, ketika para peserta dari berbagai negara lain menunjukkan kemampuannya. Namun, itu tak membuatnya putus asa. Ia tetap berupaya menampilkan jurus yang terbaik dalam kejuaran itu.

Saat waktu pengumuman tiba, jantungnya berdegup kencang. Panitia dalam kejuaraan itu akhirnya menyebutkan namanya sebagai peraih medali perunggu dalam perlombaan itu."Sangat senang. Bersyukur bisa juara," kata dia.

Sidiq menjelaskan, olahraga taekwondo bukanlah kegiatan yang baru ditekuninya. Sejak masih duduk di sekolah dasar, remaja yang tinggal di Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, itu telah rutin berlatih olahraga yang berasal dari Korea tersebut.

Berbagai kompetisi telah diikutinya. Bahkan, ia telah mengikuti pemusatan latihan cabang (pelatcab) dan babak kualifikasi pekan olahraga daerah (BK Porda) untuk persiapan pekan olahraga daerah (Porda).

Namun, Sidiq mengaku belum pernah mengikuti kompetisi kelas internasional secara langsung, sebelum Chuncheon Korea Open. Ketika sedang mengikuti BK Porda, Sidiq mengaku ditawari oleh masternya untuk ikut kompetisi itu. Keluarga yang mendukungnya pun telah setuju.

"Jadi saya berangkat menggunakan uang dari orang tua. Dari Indonesia itu ada tiga rombongan, yaitu dari Tasikmalaya, Batam, dan Bekasi. Alhamdulillah saya bisa juara," kata dia.

Sidiq mengatakan, raihan di kancah internasional itu makin menjadi motivasi baginya untuk terus mendalami olahraga taekwondo. Ia telah menetapkan hati untuk menjadi seorang atlet taekwondo profesional. "Saya akan terus berusaha untuk jadi atlet. Keluarga sangat mendukung. Saya siap jadi atlet," kata dia.

Untuk mencapai cita-citanya itu, Sidiq akan terus giat melakukan latihan. Ia juga sudah memiliki rencana untuk melanjutkan kuliah di Bandung setelah lulus SMA. Sebab, menurut dia, aktivitas olahraga taekwondo di ibukota provinsi Jawa Barat (Jabar) itu lebih hidup. "Jadi sekalian untuk nambah ilmu dan jaringan," kata dia.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Kota Tasikmalaya, Akuh, memgaku sangat bangga atas prestasi yang diraih siswanya. Menurut dia, Sidiq tak hanya membuat harum nama Indonesia, melainkan juga Jabar dan Tasikmalaya. "Alhamdulillah SMAN 1 Kota Tasikmalaya bisa membawa harum nama Indonesia di kancah internasional," kata dia.

Akuh mengatakan, pihak sekolah tentu akan selalu mengapresiasi siswa yang berprestasi. Menuru dia, pihaknya akan berkoordinasi dengan komite sekolah untuk memberikan penghargaan terhadap Sidiq.

Untuk pengembangan bakatnya, sekolah juga disebut akan terus memantau para siswa yang berprestasi, baik di bidang akademik maupun nonakademik. Namun, ia juga meminta pihak terkait untuk lebih memperhatikan siswa yang memiliki potensi, terutama di bidang olahraga. "Soalnya berdasarkan kanar burung, KONI di Kota Tasikmalaya kurang mengapresiasi potensi atlet lokal. Jadi potensi ini kebanyakan lari ke daerah lain," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement