Selasa 19 Jul 2022 16:01 WIB

Subholding Gas Pertamina Dukung Operasional 3 SPBG di Semarang

Pemerintah berkomitmen dorong transisi energi menuju energi bersih ramah lingkungan.

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Penggaron dan SPBG Mangkang di Kota Semarang, Jawa Tengah resmi beroperasi.
Foto: PGN
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Penggaron dan SPBG Mangkang di Kota Semarang, Jawa Tengah resmi beroperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Subholding Gas Pertamina siap mengoperasikan tiga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Kota Semarang, Jawa Tengah. Dua dari SPBG itu baru saja diresmikan pemerintah.

CEO Subholding Gas Pertamina PT PGN Tbk, M Haryo Yunianto, menyampaikan kesiapannya dalam pengoperasian ketiga SPBG di Kota Semarang tersebut untuk mendukung program konversi BBM ke BBG. Sebagai informasi, SPBG Kaligawe berkapasitas 1 MMSCFD atau 30 ribu lsp per hari dengan harga jual Rp 4.500 per lsp.

SPBG ini sudah dapat berfungsi sebagai Mother Station, sedangkan SPBG Penggaron dan SPBG Mangkang masing-masing memiliki kapasitas 0,5 MMSCFD atau 20 ribu lsp. SPBG Mangkang telah selesai dimodifikasi dari Online Station menjadi Daugther Station, dan SPBG Penggaron dibangun sebagai Daughter Station.

Pemerintah berkomitmen mendorong transisi energi menuju energi yang bersih dan ramah lingkungan di berbagai daerah, salah satunya di Semarang yang ditandai dengan peresmian dua SPBG, yakni SPBG Penggaron dan Mangkang. Peresmian dilakukan oleh Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji.

Tutuka mengatakan peresmian dan pengoperasian SPBG ini merupakan bagian dari pemanfaatan dan perluasan gas bumi menuju Kota Semarang yang ramah lingkungan setelah diresmikannya SPBG Kaligawe pada 2021. Ia menjelaskan Presidensi G20 Indonesia fokus pada tiga sektor, salah satunya adalah transisi energi berkelanjutan dan untuk memastikan pembangunan masa depan yang berkelanjutan, serta menangani perubahan iklim secara nyata.

Presidensi Indonesia mendorong transisi energi menuju energi yang bersih dan ramah lingkungan dengan mengedepankan keamanan ketersediaan energi, aksesibilitas, dan keterjangkauan. Menurut dia, gas sangat layak menjadi energi transisi menuju energi bersih karena pasokan mencukupi, sedangkan di sisi lain, isu polusi udara di kota-kota besar di Indonesia mendorong perlunya diversifikasi ke bahan bakar ramah lingkungan dan nilai keekonomian yang terjangkau.

"Pemanfaatan BBG diharapkan dapat menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik, mengurangi impor dan menurunkan nilai subsidi BBM," katanya.

Pemerintah, lanjut dia, mengapresiasi Pemprov Jateng dan Pemkot Semarang yang telah kooperatif untuk merealisasikan perluasan pemanfaatan BBG, termasuk PT Pertamina (Persero) dan subholding gas PT PGN Tbk beserta afiliasinya yang tetap berkomitmen untuk menyediakan gas.

"Pemerintah berharap komitmen tersebut adalah langkah awal yang akan diikuti dengan kerja sama lainnya untuk pemanfaatan dan perluasan penggunaan gas bumi demi terwujudnya Kota Semarang yang ramah lingkungan.Kerja sama ini diharapkan dapat diikuti oleh daerah-daerah lain sehingga sasaran Kebijakan Energi Nasional dapat diwujudkan bersama," ujarnya.

Pembangunan dan pengoperasian tiga SPBG yang ada di Kota Semarang merupakan bentuk komitmen dan kerja sama dari Kementerian ESDM, Pertamina Group, dan Pemerintah Kota Semarang untuk menginisiasi terciptanya ekosistem kota yang ramah lingkungan. "Saat ini SPBG Kaligawe, SPBG Mangkang dan SPBG Penggaron siap untuk dioperasikan," ujar Tutuka.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement