Selasa 19 Jul 2022 15:35 WIB

Ini Program-Program dari KKP untuk Kembangkan Nelayan

KKP mengembangkan kampung nelayan yang memfasilitasi pelatihan dan pemasaran.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Nelayan memindahkan mesin perahu usai mencoba melaut meski gelombang tinggi di Pantai Depok, Bantul, Yogyakarta, Selasa (19/7/2022). Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Muhammad Zaini menyebutkan KKP sudah menggulirkan beberapa program pemberdayaan nelayan di Indonesia.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Nelayan memindahkan mesin perahu usai mencoba melaut meski gelombang tinggi di Pantai Depok, Bantul, Yogyakarta, Selasa (19/7/2022). Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Muhammad Zaini menyebutkan KKP sudah menggulirkan beberapa program pemberdayaan nelayan di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Muhammad Zaini menyebutkan KKP sudah menggulirkan beberapa program pemberdayaan nelayan di Indonesia. Di antaranya, menjaga kesehatan laut dengan menerapkan penangkapan ikan di laut berbasis kuota. 

"Penangkapan ikan terukur berbasis kuota diharapkan bisa lebih menyejahterakan nelayan," ujar Zaini dalam acara Munas IV Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) 2022 bertema Aksi Kolaboratif Pemenuhan Hak Nelayan Tradisional Menuju Indonesia yang Mandiri, Adil, Makmur, dan Lestari, di Jakarta, Selasa (19/7/2022).

Baca Juga

Selain itu, kata dia, KKP juga sudah mengembangkan kampung-kampung nelayan di seluruh Indonesia. Tahun ini ditargetkan pengembangan kampung nelayan sebanyak 120 kampung.

"Di dalamnya, mencakup pelatihan, modernisasi alat tangkap, hingga pemasaran produk yang dihasilkan," kata dia.

Zaini mencontohkan, Kampung Nelayan di Kepulauan Belitung yang sudah melakukan diversifikasi usaha sehingga produknya memiliki nilai tambah. "Saya mendorong hal ini, termasuk kuota tangkap ikan, dibagikan melalui koperasi. Jika nelayan bergabung dalam koperasi, akan lebih memiliki daya saing," ujar Zaini.

Dalam kesempatan sama, Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik menjelaskan, KNTI sejak didirikan 14 tahun silam terus terlibat aktif dalam upaya meningkatkan kapasitas nelayan Indonesia, baik laki-laki dan perempuan, hingga untuk menjaga laut tetap sehat. Beberapa peran dan langkah KNTI, di antaranya di Serdang Bedagai, Pekalongan, dan Indramayu, yang secara konsisten menanam mangrove dan memulihkan ekosistem pesisir Indonesia.

Ada juga KNTI Tarakan dan Tanjungbalai yang secara aktif menjaga agar laut tidak dirusak dengan alat tangkap merusak, seperti trawl. Begitu juga KNTI Medan, Semarang, Lombok Timur, dan Aceh Selatan, yang tidak lelah membantu nelayan agar semakin mudah mendapatkan BBM bersubsidi.

Selanjutnya, perempuan-perempuan nelayan dari KPPI Surabaya, Medan, Gresik, dan lainnya. Mereka ini perempuan-perempuan hebat yang berorganisasi dan meningkatkan nilai tambah produk perikanan.

"Tak ketinggalan, ada koperasi KNTI dari Surabaya yang ikhtiarnya adalah memperluas skala ekonomi usaha nelayan," ujar Riza.

KNTI juga terlibat langsung dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan dan terlibat aktif mengawal kebijakan-kebijakan agar berpihak pada nelayan kecil dan tradisional.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement