Senin 18 Jul 2022 16:02 WIB

Arus Peti Kemas Subholding Pelindo Capai 5,3 Juta TEUs

Peningkatan arus peti kemas tersebut ditopang arus peti kemas dalam negeri.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan (ilustrasi). Arus peti kemas di lingkungan subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) pada semester I 2022 mencapai 5,3 juta TEUs.
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan (ilustrasi). Arus peti kemas di lingkungan subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) pada semester I 2022 mencapai 5,3 juta TEUs.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Arus peti kemas di lingkungan subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) pada semester I 2022 mencapai 5,3 juta TEUs. SPTP mencatat jumlah arus peti kemas tumbuh satu persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021. 

“Arus peti kemas tersebut terdiri dari 1,67 juta TEUs peti kemas luar negeri dan 3,68 juta TUEs peti kemas dalam negeri dari 27 terminal peti kemas yang dikelola oleh SPTP,” kata Corporate Secretary SPTP Widyaswendra dalam pernyataan tertulisnya, Senin (18/7/2022). 

Baca Juga

Dia menjelaskan, peningkatan arus peti kemas tersebut ditopang dengan tumbuhnya arus peti kemas dalam negeri. Widyaswendra mengatakan arus peti kemas dalam negeri tumbuh 1,32 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. 

Sementara, untuk arus peti kemas luar negeri terealisasi dengan jumlah yang sama dibandingkan dengan periode 2021. Untuk itu Widyaswendra arus peti kemas dalam negeri tercatat tumbuh signifikan. 

“Arus peti kemas dalam negeri yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan ada TPK Tenau Kupang dengan pertumbuhan arus sekitar 23,76 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu,” jelas Widyaswendra.

Widyaswendra merinci arus peti kemas luar negeri di lingkungan SPTP terdiri dari 811.364 TEUs peti kemas impor, 860.267 TUEs peti kemas ekspor, dan 5.531 TEUs peti kemas transhipment. Untuk peti kemas dalam negeri terdiri dari 1,76 juta TEUs peti kemas bongkar, 1,76 juta TEUs muat, dan 146.816 TEUs peti kemas transhipment. 

Dia memastikan saat ini Pelindo Terminal Petikemas masih terus melakukan upaya transformasi. Khsuusnya sejumlah tranformasi di terminal peti kemas yang dikelola perusahaan. 

Widyaswendra menegaskan transformasi tersebut meliputi standardisasi dan digitalisasi bisnis proses, peningkatan kompetensi dan optimalisasi pekerja operasional. Begitu juga dengan peningkatan kehandalan peralatan penunjang kegiatan terminal. 

“Hal itu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas yang akan berdampak pada efisiensi operasional terminal peti kemas,” ucap Widyaswendra.

Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menyebut peningkatan arus peti kemas dalam negeri dipengaruhi sejumlah faktor. Salah satu faktor yang berpengaruh yakni ekonomi. 

Siswanto menilai, perekonomian yang semakin membaik mendorong meningkatnya permintaan barang yang semakin meningkat. Terlebih, lanjut Siswanto, sebagian besar peti kemas dalam negeri berisi komoditas barang konsumsi yang dibutuhkan oleh masyarakat. 

“Peti kemas dalam negeri rata-rata berisi barang kebutuhan masyarakat, kebanyakan dikirim ke wilayah timur Indonesia, hal itu juga terlihat dari data Pelindo Terminal Petikemas jika terdapat pertumbuhan arus peti kemas yang cukup signifikan di Kupang,” jelas Siswanto. 

Sementara itu akademisi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Kepulauan Riau, Ady Muzwardi mendorong Pelindo Terminal Petikemas untuk memaksimalkan keberadaan terminal peti kemas yang ada di wilayah Sumatra. Ady menyebut hingga saat ini Pelindo belum sepenuhnya dapat memanfaatkan keberadaan selat malaka sebagai pendukung industri kepelabuhanan di Indonesia. 

Adynmengatakan  momentum merger Pelindo dapat digunakan untuk memaksimalkan pelabuhan di Sumatra. Khususnya untuk menjadi hub bagi peti kemas ekspor maupun impor. 

“Sumatra sangat cocok untuk dijadikan hub peti kemas internasional, mengingat keberadaan selat malaka sebagai jalur perdagangan dunia, Pelindo diharapkan mampu mewujudkan hal tersebut,” ungkap Ady.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement