Senin 18 Jul 2022 14:01 WIB

Harga Cabai Merah di OKU Sumsel Bertahan Rp 120.000/Kg

Pengiriman cabai dari sentra produksi di Jawa sangat terbatas.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pedagang mengambil cabai merah keriting untuk ditimbang (ilustrasi). Harga cabai merah keriting di pasar tradisional Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan, sepekan setelah Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah masih bertahan tinggi senilai Rp 120.000 per kilogram (Kg).
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Pedagang mengambil cabai merah keriting untuk ditimbang (ilustrasi). Harga cabai merah keriting di pasar tradisional Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan, sepekan setelah Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah masih bertahan tinggi senilai Rp 120.000 per kilogram (Kg).

REPUBLIKA.CO.ID, BATURAJA -- Harga cabai merah keriting di pasar tradisional Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan, sepekan setelah Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah masih bertahan tinggi senilai Rp 120.000 per kilogram (Kg).

"Sudah satu pekan setelah Idul Adha harga cabai merah keriting tidak bergerak turun masih sama diangka Rp 120.000/Kg seperti pada H-3 Idul Adha," kata Dona, salah seorang pedagang cabai di Pasar Atas Baturaja ibu Kota Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Senin (18/7/2022).

Baca Juga

Tingginya harga bumbu dapur itu disebabkan karena pengiriman cabai dari sentra produksi di Jawa sangat terbatas. Selain juga disebabkan banyak petani di daerah itu mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrem.

"Secara otomatis stok cabai di Baturaja juga sangat terbatas sehingga harganya masih mahal. Kalau harga normal paling sekitar Rp 50.000/Kg," kata Dona.

 

Kondisi tersebut dikeluhkan pedagang karena berdampak pada daya beli masyarakat yang turun drastis lebih dari 50 persen dari biasanya. Sejak harga meroket masyarakat hanya membeli dalam jumlah sedikit untuk kebutuhan dapur, bahkan tak jarang cabai yang dijual pedagang tidak laku hingga membusuk.

"Banyak pedagang merugi dan beralih menjual sayur mayur karena sedikit sekali masyarakat membeli cabai. Kalau saya sendiri cabai laku terjual paling 5-10 Kg per hari sejak harga mahal," ujar Dona.

Sementara itu, Pengawas Kemetrologian Disperindag OKU, Octa Liyandi, secara terpisah mengatakan, terkait tingginya harga cabai merah itu pihaknya tidak dapat berbuat banyak. Sebab kondisi ini terjadi hampir di setiap daerah di Sumatra Selatan.

"Berdasarkan pengawasan kami, kenaikkan harga memang terjadi dari agen pemasok cabai di luar daerah, bukan akal-akalan pedagang untuk mencari keuntungan tinggi," kata Octa.

Menurut dia, faktor cuaca ekstrem masih menjadi pemicu utama lonjakan harga cabai karena banyak petani yang merugi akibat gagal panen. "Terkait lonjakan harga cabai ini kami tidak dapat berbuat banyak. Namun, pengawasan tetap kami lakukan untuk mengantisipasi cabai langkah di pasar Kota Baturaja," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement