Senin 18 Jul 2022 07:15 WIB

Airlangga: Perekonomian Indonesia Masih Baik

Indonesia pun masih mempunyai cadangan devisa sebesar 135 miliar dolar AS.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto (kanan) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani  (kiri) usai mendampingi Presiden Joko Widodo menemui Direktur IMF di Istana Bogor, Ahad (17/7/2022).
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto (kanan) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) usai mendampingi Presiden Joko Widodo menemui Direktur IMF di Istana Bogor, Ahad (17/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi perekonomian Indonesia dinilai masih relatif baik saat ini. Hal itu terlihat dari cukup stabilnya pertumbuhan ekonomi dan terjaganya inflasi di dalam negeri. 

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan delegasi Dana Moneter Internasional (IMF) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Ahad (17/7/2022). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Krishna Srinivasan, dan Representatif Senior IMF untuk Indonesia James Walsh tersebut.

Baca Juga

“Ekonomi Indonesia relatif sedang baik di mana inflasi sekitar 4,2 persen, pertumbuhan 5,01 persen. Kemudian juga dalam situasi lain, ekonomi Indonesia dibanding negara lain, kita punya debt to GDP ratio sekitar 42 persen, beberapa negara itu mencapai 100 persen," ujar Airlangga.

 

Ia menambahkan, defisit juga tercatat masih di sekitar 4 persen. "Lalu transaksi berjalan 0,5 persen,” tuturnya.

 

Neraca Perdagangan Indonesia selama 26 bulan terakhir, kata dia, juga terus mencatatkan nilai positif bahkan surplus. Indonesia pun masih mempunyai cadangan devisa sebesar 135 miliar dolar AS.

 

Pemerintah, lanjutnya, juga berharap IMF akan terus mendukung Presidensi Indonesia dalam gelaran G20 tahun ini, serta dapat memberikan narasi positif terhadap perekonomian Indonesia di mata investor dunia. Dengan kenaikan inflasi di beberapa negara dikhawatirkan akan menimbulkan kenaikan tingkat suku bunga global, yang kemungkinan akan juga mempengaruhi keputusan investor berinvestasi di Indonesia.

 

Pada kesempatan tersebut, Airlangga menjelaskan pula terkait penanganan Covid-19. Progres vaksinasi dosis-1 di Indonesia yang sudah lebih dari 90 persen dan dosis-2 sudah di atas 80 persen. Hal tersebut membuat Indonesia memiliki daya tahan terhadap pandemi Covid-19.

 

“Indonesia merupakan salah satu negara yang penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonominya sejalan. Presiden Joko Widodo juga bersyukur karena kebijakan yang diambil Pemerintah dan Bank Indonesia seluruhnya sinkron,” jelas dia.

 

Ia mengungkapkan, Direktur Kristalina menganggap penting peran Presidensi G20 Indonesia tahun ini, terutama untuk membantu memberi solusi penanganan konflik di Ukraina. Dunia berharap banyak kepada Indonesia, khususnya menjelang KTT G20 November 2022 mendatang.

 

“Diharapkan dengan peran Indonesia tersebut, ke depannya kondisi perekonomian dan politik dunia tidak memburuk,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement