Senin 18 Jul 2022 01:40 WIB

Petrokimia Gresik Resmikan Pabrik NPK Organik Pertama di Indonesia

Sebanyak 600 kg pupuk Phonska Alam setara dengan 9 ton pupuk kandang.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo (tengah) saat meresmikan pabrik NPK Phonska Alam berkapasitas 10 ribu ton/tahun, di Gresik, Jawa Timur, Ahad (17/7/2022).
Foto: Istimewa
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo (tengah) saat meresmikan pabrik NPK Phonska Alam berkapasitas 10 ribu ton/tahun, di Gresik, Jawa Timur, Ahad (17/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK--Petrokimia Gresik meresmikan pabrik NPK Phonska Alam berkapasitas 10 ribu ton/tahun, di Gresik, Jawa Timur, Ahad (17/7/2022). Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menuturkan, ini menjadi pabrik pupuk NPK organik pertama di Indonesia.

Menurutnya, pabrik menjawab kebutuhan pupuk dengan kandungan N, P, dan K yang terstandar dan bermutu bagi pertanian organik di Indonesia. Data Aliansi Organis Indonesia (AOI) menyebut, terdapat 251.630 Hektare (Ha) lahan pertanian organik di Indonesia yang menjadi pasar besar bagi Phonska Alam.

Baca Juga

“Tahun 2000 Petrokimia Gresik menjadi pioneer pupuk majemuk di Indonesia, bahkan kini menjadi kiblat teknologi pupuk NPK di tanah air. Semangat itu kembali kami hadirkan melalui kelahiran Phonska Alam guna mendukung pertanian organik dan terwujudnya sustainable agriculuture,” ujar Dwi Satriyo dalam keterangan, Ahad (17/7/2022).

Pupuk Phonska Alam diproduksi dengan menggunakan bahan baku sumber N, P, dan K yang berasal dari mineral alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Sehingga dipastikan sesuai untuk pertanian organik di Indonesia. Bahkan, pupuk ini sudah memiliki tanda logo “Organik Indonesia” sebagai wujud perlindungan atau jaminan bagi konsumen atas kualitas Phonska Alam.

“Jika selama ini petani organik menggunakan cara-cara konvensional untuk memberikan unsur hara N, P dan K pada tanaman, misal memanfaatkan air cucian beras, pohon pisang, sabut kelapa atau lainnya. Sekarang kami menawarkan cara yang lebih efektif, efesien, dan terukur atau terstandarisasi melalui Phonska Alam,” ujar Dwi Satriyo.

Satu hektare pertanian organik idealnya membutuhkan 20 ton pupuk kandang. Sedangkan dengan menggunakan Phonska Alam cukup membutuhkan sekitar 1,3 ton, karena 600 kg pupuk Phonska Alam kandungannya setara dengan 9 ton pupuk kandang.

Dirut Petrokimia Gresik mengeklaim, hasil demonstration plot (demplot) di beberapa daerah di Indonesia, pupuk Phonska Alam mampu meningkatkan produktivitas pertanian pada sejumlah tanaman. Misalnya, padi di Provinsi Jawa Timur, penggunaan Phonska Alam berhasil meningkatkan hasil panen sebesar 8,24 ton/Ha atau meningkat 10 persen dibandingkan kebiasaan petani sebelumnya yang hanya 7,43 ton/Ha.

Komisaris Utama Petrokimia Gresik, Nugroho Purwanto yang turut menyaksikan peresmian operasional pabrik Phonska Alam menyampaikan bahwa produk baru ini merupakan hasil pemanfaatan teknologi yang dimilili Petrokimia Gresik untuk memberikan solusi baru. Ia berharap perusahaan terus mengoptimalkan teknologi untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

“Petrokimia Gresik selalu melahirkan produk inovatif, termasuk Phonska Alam bagi teknologi pertanian organik. Saya berharap produk-produk baru perusahaan kedepan, bisa menjadi pilihan petani,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement