Ahad 17 Jul 2022 16:50 WIB

Mengapa Musim Penghujan tak Kunjung Berakhir? Ini Penjelasan BMKG

Hujan masih terus mengguyur wilayah Indonesia mesti pada musim kemarau.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Hujan deras (ilustrasi). Hujan masih terus mengguyur wilayah Indonesia mesti pada musim kemarau
Foto: AP Photo/Rajanish Kakade
Hujan deras (ilustrasi). Hujan masih terus mengguyur wilayah Indonesia mesti pada musim kemarau

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung memprakirakan curah hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi mengguyur sebagian wilayah ibu kota provinsi di Indonesia, Sabtu (16/7/2022). Kota Bandung sendiri diprakirakan diguyur hujan dengan intensitas sedang. 

Dilansir dari website BMKG, Kota Bandung diprediksi mengalami hujan ringan pada pukul 13:00 WIB. Dengan rincian suhu 32 derajat celsius, kelembapan udara 70 persen, dan kecepatan angin 30 km/jam.

Baca Juga

Sedangkan, hujan sedang diprakirakan berlangsung pada pukul 16:00 WIB dengan rincian suhu 28 derajat celsius, kelembapan udara 70 persen, dan kecepatan angin 20 km/jam. Lebih lanjut, BMKG menurut prakira BMKG pukul 19:00 WIB cuaca cerah berawan dan pada pukul 22:00 cuaca berawan. 

Prakirawan Cuaca BMKG Bandung, Yuni Yulianti, memaparkan pada dasarian 2 Juli 2022, wilayah Bandung Raya dan Jawa Barat pada umumnya sudah memasuki awal musim kemarau.

“Hal ini ditandai dengan menguatnya angin monsun Australia, Meskipun demikian sifat hujan Musim Kemarau tahun ini di prediksi Atas Normal (AN) lebih basah dibandingkan rata-ratanya,” ujarnya, Ahad (17/7/2022). 

Dia menambahkan, berdasarkan analisis dinamika atmosfer laut saat ini suhu permukaan laut di perairan wilayah Indonesia hangat sehingga memicu konveksi dan pertumbuhan awan awan hujan disekitar Jawa Barat termasuk Bandung Raya. 

“Untuk skala global fenomena La Nina lemah hingga moderat turut memacu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia termasuk Jawa Barat, di akhir Juli dan Agustus diprediksi ada penurunan,” ucapnya. 

Masyarakat, kata dia, harus tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologis seperti genangan, banjir dan tanah longsor . “Konsisten menjaga kesehatan dan tetap mematuhi prokes, silahkan mengakses info cuaca iklim melalui laman resmi BMKG,” kata Yuni.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement