Sabtu 16 Jul 2022 20:02 WIB

FUUI: Islamofobia Telah Dimulai Sejak Masa Kenabian

Sejak Islam hadir, tak sedikit kelompok yang bersatu untuk melawan Islam.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Fakhruddin
FUUI: Islamofobia Telah Dimulai Sejak Masa Kenabian (ilustrasi).
Foto: Republika
FUUI: Islamofobia Telah Dimulai Sejak Masa Kenabian (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) KH Athian Ali mengatakan, kebencian pada Islam sejatinya telah ada sejak Islam dikenalkan oleh Rasulullah. Saat itu, kebencian berakar dari rasa khawatir dan takut para kaum Yahudi, yang menganggap Islam akan menyedot seluruh umat mereka. 

Rasululllah sendiri telah mengalami beragam ujaran kebencian hingga serangan dari kelompok pembenci Islam, mulai dari fitnah, cacian, pengusiran, bahkan percobaan pembunuhan. Padahal perlu diingat bahwa saat menyebarkan ajaran Islam, Rasulullah tidak pernah memaksa atau menjelek-jelekkan agama atau kepercayaan terdahului.

Baca Juga

“Karena sejak awal, para rasul dan nabi membawa prinsip yang sama, yaitu sebagai utusan Tuhan untuk menyebarkan agama islam tanpa ada paksaan, dan sejak itu pula timbul kebencian dan kekhawatiran terhadap islam,” kata Athian saat menjadi keynote speaker di Forum Group Discussion Anti Islamofobia yang digelar di Masjid Al-Fajr, Buah Batu, Kota Bandung, Sabtu (16/7/2022). 

Menurutnya, sejak Islam hadir, tak sedikit kelompok yang bersatu untuk melawan Islam, termasuk yang terjadi saat ini. Peristiwa 11 September 2001, kata dia, merupakan salah satu pemantik semakin berkobarnya kebencian dunia pada Islam, yang pada akhirnya melabelkan umat Muslim sebagai ‘teroris’.

“Maka benar jika mereka (blok Barat) butuh Islam sebagai musuh baru setelah runtuhnya Uni Soviet. Karena Islamofobia mayoritas hadir di negara negara Barat. Dan ini bukan hanya dilakukan orang-orang beratribut kafir tapi juga mereka yang menyamar sebagai Muslim,” ujarnya.

Dia menegaskan, keberadaan gerakan anti Islamofobia merupakan genderang perang umat Muslim untuk melawan segala stigma dan label negatif yang dibentuk negara-negara Barat, sekaligus sebagai penguatan dasar keimanan setiap Muslim. 

“Keberadaan gerakan islamofobia merupakan pertarungan keimanan kita, keimanan kita sedang diuji oleh Allah dan yang diuji adalah keimanan mendasar. Bahwa seorang mukmin harus menanamkan kecintaan pada Allah SWT melebihi kecintaan pada dunia,” ujarnya. 

“Mari kita buktikan bahwa kita kaum mukmin yang tidak akan tinggal diam jika ada pihak yang melecehkan islam dan mendukung keputusan PBB untuk menjadikan 15 Maret sebagai hari internasional Anti Islamofobia. Kita juga menuntut agar pemerintah membentuk UUD pencegahan Islamofobia,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement