Jumat 15 Jul 2022 20:38 WIB

Morowali Utara Manfaatkan KUR Tanam Jagung

Setiap hektare lahan tanam jagung akan dibiayai KUR sebesar Rp 14 juta.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Petani memperlihatkan hasil panen jagung (ilustrasi). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali Utara (Morut), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), menargetkan menanam jagung di atas lahan seluas 2.000 hektare yang dimulai tahun tahun ini dengan memanfaatkan pembiayaan dari dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Foto: Antara/Arnas Padda
Petani memperlihatkan hasil panen jagung (ilustrasi). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali Utara (Morut), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), menargetkan menanam jagung di atas lahan seluas 2.000 hektare yang dimulai tahun tahun ini dengan memanfaatkan pembiayaan dari dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).

REPUBLIKA.CO.ID, MOROWALI UTARA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali Utara (Morut), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), menargetkan menanam jagung di atas lahan seluas 2.000 hektare yang dimulai tahun tahun ini dengan memanfaatkan pembiayaan dari dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Dana KUR diperoleh dari Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulteng atau Bank Sulteng dan Bank Nasional Indonesia (BNI). "Budidaya tanaman jagung ini terintegrasi dalam program unggulan Pengembangan Jenis Komoditi Unggulan (Pajeko) yang melibatkan perbankan, pengusaha, perusahaan asuransi, petani dan pemerintah daerah," kata Bupati Morowali Utara Delis Julkarson Hehi di Kolonodale, Jumat (15/7/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, setiap hektare lahan yang ditanami jagung akan dibiayai dengan dana KUR sebesar Rp 14 juta. Dana itu dibagi secara proporsional antara lain untuk proses budidaya dan biaya hidup petani yang menjadi peserta program Pajeko.

Dalam skema kerja sama tersebut, ada tiga nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (Mou) yang dibuat yakni pertama antara petani dengan pengusaha (investor) selaku off taker terkait pelaksanaan teknis budidaya komoditi serta memberikan jaminan harga agar tidak merugikan petani.

Kedua, MoU antara off taker dengan bank untuk penjaminan dan pencairan dana KUR dan ketiga MoU antara off taker dan perusahaan asuransi yang akan menutupi kerugian bila terjadi kegagalan. "Dengan kerjasama ini, ada banyak keuntungan yang bisa dipetik yakni pemanfaatan lahan tidur, peningkatan produksi dan produktivitas lahan, peningkatan ekonomi daerah dan kesejahteraan rakyat serta keuntungan bagi para pelaku usaha," ujarnya.

Selain itu, kata Delis, skema pembiayaan seperti itu juga menguntungkan petani karena petani yang belum memiliki legalitas kepemilikan lahan seperti sertifikat atau alas hak lainnya juga dapat memperoleh KUR karena penjaminnya adalah investor selaku off taker). "Morowali Utara saat ini memiliki lahan eksisting pengembangan jagung seluas 3.800 hektar dengan produktivitas rata-rata empat ton per hektar. Sementara lahan potensial untuk budidaya jagung masih tersedia 22.500 hektar," tambahnya.

Ia mengatakan, bila program Pajeko ini berjalan lancar sesesuai harapan, produktivitas lahan bisa dinaikkan menjadi tujuh sampai delapan ton. Dengan demikian, Morowali Utara berpotensi menjadi penyedia jagung yang signifikan untuk mewujudkan Sulawesi Tengah sebagai Kawasan Pangan Nusantara (KPN) yang akan mendukung Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement