Jumat 15 Jul 2022 18:51 WIB

LPEI Catat Ekspor Udang RI Melonjak 17,56 Persen

Ekspor udang RI sepanjang Januari-Maret 2022 mencapai 1,27 miliar dolar AS.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja mempersiapkan udang lobster kualitas ekspor (ilustrasi).
Foto: Antara/Ampelsa
Pekerja mempersiapkan udang lobster kualitas ekspor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan mencatat ekspor udang dan olahannya meningkat 17,56 persen atau 1,27 miliar dolar AS. Adapun realisasi ini sejak Januari-Mei 2022 dengan negara tujuan ekspor utama yaitu Amerika Serikat, China, Jepang, Vietnam dan Thailand.

Direktur Eksekutif LPEI, Rijani Tirtoso mengatakan peningkatan ekspor nasional turut mendukung penguatan ekosistem ekspor dari beragam potensi komoditas yang ada di tanah air, salah satunya pembentukan Desa Devisa Klaster Udang di Situbondo, Jawa Timur yang merupakan pemasok dari eksportir produk olahan udang.

Baca Juga

“Ekspor udang Indonesia merupakan salah satu komoditas unggulan dari ekspor perikanan secara keseluruhan. Porsinya mencapai 55 persen, sehingga perlu kita dukung dari hulu hingga ke hilir. Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) di Wilayah Situbondo yang akan menjadi Desa Devisa Klaster Udang merupakan komitmen LPEI untuk memperkuat ekosistem ekspor. Harapannya selain Pokdakan dapat menjadi lebih optimal sebagai pemasok, masyarakat yang terlibat juga menjadi lebih sejahtera,” ujarnya dalam keterangan tulis, Jumat (15/7/2022). 

Desa Devisa Klaster Udang terbentuk melalui business linkage yang dilakukan oleh LPEI kepada eksportir produk olahan udang. Pokdakan di Wilayah Situbondo menjadi sasaran LPEI dalam memberikan pendampingan dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor udang vaname melalui indirect export, menciptakan ekosistem ekspor yang berkelanjutan hingga menciptakan kepastian hasil panen petambak.

Desa Devisa memiliki komoditi unggulan udang vaname, terdapat sekitar 20 petambak udang dari empat kecamatan dan enam desa di Kabupaten Situbondo Jawa Timur. 

“Pada program Desa Devisa kali ini, LPEI akan memberikan pendampingan yang terdiri dari tiga aspek utama yaitu kelembagaan, produksi dan akses pembiayaan. Pada aspek kelembagaan, pokdakan akan mendapatkan pelatihan penguatan manajemen dan penyusunan laporan keuangan.

Dari sisi produksi, LPEI akan memberikan kincir air dan palet serta pendampingan sistem budidaya udang yang intensif. Selain itu, LPEI juga akan memberikan pendampingan kepada pokdakan untuk mendapatkan fasilitas akses pembiayaan,” ucapnya.

Sementara itu Wakil Bupati Situbondo Khoirani menambahkan program Desa Devisa memberi kesempatan bagi wilayah yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor untuk mengembangkan potensi secara ekonomi, sosial dan lingkungan bagi kesejahteraan masyarakatnya. 

“Sebagai lembaga milik pemerintah, LPEI akan terus membangun sinergi dengan seluruh jajaran dan menjunjung nilai budaya kami APIK (Agile, Profesionalisme, Integritas dan Kreatif) untuk mendorong peningkatan ekspor nasional,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement