Kamis 14 Jul 2022 18:45 WIB

Indonesia Mendorong Kerja Sama Pemanfaatan Wakaf Global

Penguatan dana wakaf perlu dilakukan untuk meningkatkan pemulihan ekonomi nasional.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Wakaf Uang
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Wakaf Uang

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Indonesia mendorong kerja sama pemanfaatan wakaf global melalui berbagai program inovatif seperti Awqaf Properties Investment Fund (APIF). APIF adalah program inovasi dari Islamic Development Bank (IsDB) yang melibatkan investasi wakaf.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan kolaborasi multilateral dalam penguatan keuangan sosial syariah, khususnya wakaf, perlu dilakukan untuk meningkatkan pemulihan ekonomi nasional. Ia optimistis APIF dapat sukses diterapkan di Indonesia.

Baca Juga

"Kita mendorong pengembangan APIF untuk mobilisasi keuangan sosial dengan pembiayaan komersial untuk menyelesaikan tantangan pemulihan ekonomi saat ini," katanya dalam High Level Discussion on Financial Inclusion: Optimizing Endowment Fund for Sustainable Financial Inclusion, Kamis (14/7/2022).

APIF mengintegrasikan keuangan sosial dengan komersial. APIF membangun kemitraan dengan wakif atau nadzir pada proyek-proyek wakaf produktif di negara lain.

Secara umum, APIF menjalin kerja sama dengan organisasi beneficiary untuk melakukan pendanaan terhadap proyek infrastruktur atau membeli properti, misal real estate awqaf project. Ini akan menghasilkan pendapatan dan keuntungan bagi beneficiary.

Meski optimistis, ada beberapa tantangan untuk implementasi skema APIF di Indonesia. Pertama, minimum nilai proyek adalah lima juta dolar AS atau Rp 75,3 miliar. Nazir yang memiliki kapasitas tersebut sangat terbatas.

Kedua, minimum 25 persen dari total pembiayaan harus dikontribusi oleh nazir lokal. Nilai sebesar 1,25 miliar dolar AS tersebut juga masih terlalu tinggi untuk sejumlah nazir di Indonesia.

Ketiga, butuh bantuan teknis dari IsDB untuk memastikan suksesnya proyek. Presiden Islamic Development Bank (IsDB), Muhammad Sulaiman al Jasser mengatakan IsDB berkomitmen untuk meningkatkan peran keuangan syariah dalam pemulihan ekonomi dunia.

Ia menggarisbawahi bahwa pandemi membuat berbagai negara terjebak dalam hutang yang kini jumlahnya naik tiga kali lipat hanya dalam dua tahun. Menurutnya, peran keuangan sosial syariah dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi celah kebutuhan pembiayaan dalam pemulihan ekonomi.

"Tidak hanya itu, keuangan sosial syariah dapat mengurangi ketidakmerataan sumber daya atau kapasitas, sekaligus menonjolkan berbagi kesejahteraan sosial bersama yang inklusif," katanya.

APIF yang dibentuk pada 2021 memiliki misi tidak hanya memobilisasi sumber daya dari kolaborasi dana sosial dan komersial, tapi juga mendorong dampak sosial di masyarakat. APIF hingga saat ini telah menjalin kerja sama dengan berbagai penerima manfaat nirlaba mulai dari pemerintah, pusat riset, dan juga organisasi amal.

"Kerja sama tersebut membantu meningkatkan standar layanan publik di mana proyek pengembangan real estat wakafnya berada," katanya.

Ia berharap berbagai kerja sama strategis dapat dimulai juga di Indonesia. Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara anggota IsDB yang paling aktif. Total kontribusi dari Group IsDB untuk Indonesia mencapai sekitar enam miliar dolar AS, seperti untuk asuransi dan sukuk.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement