Kamis 14 Jul 2022 03:25 WIB

Harga Bahan Pokok Naik tapi Pengusaha Kuliner Masih Galau Naikkan Harga

Meski harga bahan-bahan pokok meroket tapi harga makanan tak bisa langsung ikut naik

Rep: C01/ Red: Christiyaningsih
Pekerja melayani pengunjung yang hendak makan di salah satu rumah makan. Meski harga bahan-bahan pokok meroket tapi harga makanan tak bisa langsung ikut naik. Ilustrasi.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja melayani pengunjung yang hendak makan di salah satu rumah makan. Meski harga bahan-bahan pokok meroket tapi harga makanan tak bisa langsung ikut naik. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Harga bahan-bahan pokok seperti cabai, minyak goreng, telur, bawang merah, dan bawang putih masih mengalami kenaikan. Beberapa pedagang makanan di Kabupaten Sleman mengatakan kenaikan bahan-bahan pokok tersebut berpengaruh terhadap penjualan. 

Salah satu pemilik warung makan bernama Rahmadi mengatakan meskipun harga bahan-bahan pokok mengalami kenaikan tetapi ia tidak bisa turut menaikkan harga jual makanan. “Bahan-bahannya naik tetapi penjualan sepi, menurun drastis. Apalagi ditambah pandemi, semuanya takut beli makanan di luar. Kita nggak bisa naikkan harga makannya. Ya, yang penting pas-pasan saja untuk makan sehari-hari, kadang juga harus tombok. Buat menabung juga nggak bisa sekarang,” ujar pria 57 tahun itu saat ditemui di warung miliknya, Rabu (13/7/2022).

Baca Juga

Dia mengaku penjualan hari ini sangat sepi. Untuk bertahan agar tetap berjualan ia sampai harus berutang. Selama masa pandemi Covid-19, Rahmadi juga mengaku belum pernah sekalipun mendapatkan bantuan keringanan dari pemerintah.

Nasib serupa juga dialami seorang pedagang gorengan, Febi Sopiana. Dia mengatakan harus menyesuaikan jumlah gorengan yang dijual dengan harga bahan-bahan pokok yang mengalami kenaikan.

“Berpengaruh banget pastinya (kenaikan harga bahan-bahan pokok terhadap penjualan). Sekarang jadi agak sepi terus juga kan ada Covid-19. Kita mau kasih turun harga takut rugi tetapi kalau mau naik harga takut juga nggak ada pelanggan. Dulu sebelum Covid-19 alhamdulillah ramai, banyak yang beli,” kata Febi saat ditemui ketika sedang berjualan. 

Febi juga menjelaskan karena adanya kenaikan harga bahan baku gorengan, ia harus mengurangi jumlah gorengan yang akan dijual. Biasanya untuk membuat gorengan jenis molen saja ia membutuhkan lima kilogram adonan. Akan tetapi sekarang Febi hanya bisa membuat dua kilogram.

Baik Rahmadi maupun Febi berharap kepada pemerintah agar dapat menurunkan harga bahan-bahan pokok. Menurut mereka, dengan menurunnya harga tersebut akan memudahkan mereka dalam berjualan untuk kehidupan sehari-hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement