Rabu 13 Jul 2022 15:17 WIB

Siswa SMKN Jawa Tengah Buka Kelas Magang 40 Siswa di Jepang

Calon siswa magang wajib ikut kelas persiapan bahasa Jepang dan pengenalan budaya.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Siswa SMKN Jawa Tengah di Kota Semarang.
Foto: Dok SMKN Jateng
Siswa SMKN Jawa Tengah di Kota Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Jawa Tengah membuka kelas magang ke Jepang bagi sebanyak 40 siswa. Sehingga para lulusan bisa langsung kuliah sambil bekerja di negeri Matahari Terbit.

"Ketika lolos seleksi, mereka bisa berkuliah sambil kerja di Jepang dan berpeluang diterima kerja pada perusahaan setelah selesai edukasi," kata Wakil Kepala SMKN Jawa Tengah Bidang Humas dan Kerja Sama Heri Purnomo di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Rabu (13/7/2022).

Kelas magang itu merupakan kerja sama antara SMKN Jateng dan LPK PT Kebon Teknologi Indonesia. Nantinya, calon siswa magang wajib mengikuti kelas persiapan bahasa Jepang dan pengenalan budaya sebelum berangkat ke Jepang.

Baca: Akun Fashion Jepang Ikut Soroti Fenomena Remaja Citayam di Taman Dukuh Atas

Heri menyebutkan, program magang ke Jepang merupakan percontohan yang dilaksanakan pada awal semester 2022. "Ini merupakan bentuk kerja sama kelas industri magang ke Jepang, dari siswa kelas 11 bertalenta dan semangat kerja serta kuliah. Kami seleksi 40 orang, kemudian akan mengikuti pendidikan bahasa dan budaya Jepang selama setahun, di luar jam belajar sekolah," katanya.

Terkait kurikulum dan dukungan laboratorium kerja, menurut Heri, SMKN Jawa Tengah cukup kapabel, yang dibuktikan dengan beberapa lulusan telah bekerja di Jepang. Sekolah gratis di SMKN Jawa Tengah yang digagas Gubernur Ganjar Pranowo dan dibiayai APBD Provinsi Jawa Tengah memiliki beberapa alat modern yang menjadi standar industri.

Di antaranya, mesin computer numerical control (CNC) yang dapat mencetak logam sesuai yang pemrograman komputer. Selain itu, budaya kerja Jepang pun dibentuk di SMKN Jawa Tengah dengan memasang tanda atau istilah dalam bahasa Jepang, seperti poster budayakan 5K Ketelitian (Seiri), Kerapihan (Seiton), Kebersihan (Seiso), Kesegaran (Seiketsu), dan Kedisiplinan (Shitsuke).

"Perlengkapan di sini mendukung di dunia kerja, anak-anak kami tak kalah saing melaksanakan kerja di Jepang, cuma memang perlu dibekali bahasa Jepang dan gaya hidup di sana. Lulusan kami ada yang sudah tiga dan empat tahun kerja di Jepang, ada yang kerja di pabrik per-cast, hingga mampu membelikan rumah, sawah untuk orang tua di kampung halaman," ucap Heri.

Baca: Guru SD yang Dinonaktifkan Disdik Depok karena Kasus HRS Terima Donasi Rp 60 Juta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement