Rabu 13 Jul 2022 15:05 WIB

Garuda Indonesia akan Terus Optimalkan Kinerja Positif

Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan usaha 1,33 miliar dolar pada 2021 (unaudited)

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Garuda Indonesia (Ilustrasi)
Garuda Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memproyeksikan dapat mulai mencatatkan kinerja positif secara bertahap pada semester II 2022. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan hal tersebut sejalan dengan akselerasi pemulihan kinerja yang tengah dioptimalkan Garuda pascameraih kesepakatan homologasi melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada akhir Juni 2022.

“Proyeksi pencatatan kinerja positif tersebut, terefleksikan melalui kinerja pendapatan usaha yang pada Mei 2022 berhasil membukukan profitabilitas melalui pendapatan rute angkutan penumpang, kargo, charter maupun pendapatan penunjang lainnya,” kata Irfan dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (13/7/2022). 

Baca Juga

Dia menjelaskan, capaian tersebut menjadi kinerja positif yang berhasil dicatatkan Garuda sejak akhir tahun 2021. Secara umum, kata Irfan, walaupun pendapatan usaha Garuda belum sepenuhnya pulih jika dibandingkan dengan periode prapandemi, perfoma profitabilitas yang mulai diperoleh Garuda tercapai setelah melakukan berbagai langkah penerapan cost leadership yang turut diselaraskan melalui restrukturisasi kewajiban usaha pada proses PKPU yang menjadi basis penting langkah akseleratif pemulihan kinerja Garuda kedepannya.

"Proyeksi kinerja positif pada 2022 akan terus dioptimalkan Garuda secara bertahap hingga dua hingga tigga tahun mendatang agar dapat kembali ke level periode masa sebelum pandemi,” tutur Irfan.

Irfan memastikan optimisme tersebut akan tetus selaraskan dengan demand dan tren pergerakan penumpang  yang semakin meningkat. Untuk itu, Irfan menegaskan Garuda Indonesia optimistis melalui momentum tercapainya homologasi PKPU dapat secara konsisten mempertahankan capaian kinerja positif serta kedepannya dapat segera membukukan profit. 

Dia menambahkan, pada 2022 menjadi tahun krusial proses pemulihan kinerja Garuda. Hal tersebut sesuai  dengan berbagai langkah strategis yang terus dioptimalkan perusahaan dengan tercapainya homologasi pada proses PKPU sebagai basis misi restrukturisasi yang dijalankan Garuda. 

“Oleh karenanya, dengan berbagai momentum strategis yang terus diakselerasikan perusahaan pada 2022 ini kami optimistis kinerja korporasi akan berangsur pulih dalam waktu dekat melalui basis optimalisasi kinerja positif pada lini pendapatan usaha Garuda,” jelas Irfan. 

Irfan mengakui, tekanan kinerja yang dihadapi Garuda selama lebih dari dua tahun terakhir berdampak pada kinerja keuangan yang mengalami penurunan kinerja signifikan. Dia menuturkan, hal tersebut tercerminkan melalui kinerja operasional pada 2021 yang merupakan fase puncak pandemi dengan tingkat positive rate tertinggi sepanjang pandemi berlangsung di Indonesia.

“Kondisi tersebut yang berdampak secara langsung pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk terbang sehingga terjadi penurunan trafik penumpang secara signifikan sepanjang 2021,” ucap Irfan. 

Melalui laporan keuangan (audited) 2021, Irfan mengatakan Garuda Indonesia secara group mencatatkan pendapatan usaha sebesar 1,33 miliar dolar AS atau turun 10,43 persen dibandingkan dengan pendapatan usaha 2020. Pendapatan usaha tersebut ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 1,04 miliar dolar AS, penerbangan tidak berjadwal sebesar 88,05 juta dolar AS dan pendapatan lainnya sebesar 207 juta dolar AS. 

Selain itu, sepanjang tahun 2021, Irfan mengatakan Garuda secara group turut mencatatkan penurunan beban usaha sebesar 21,03 persen. Penurunan beban usaha menjadi 2,6 miliar dolar As jika dibandingkan periode yang sama pada 2020.

Laporan keuangan Garuda pada 2021 juga mendapatkan predikat atau opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) dengan penekanan mengenai kelangsungan usaha yang diberikan oleh auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan yang merupakan bagian dari PwC Indonesia.

Terlepas dari tekanan kinerja usaha yang dicatatkan pada 2021, Irfan mengatakan secara fundamen operasional Garuda berhasil meningkatkan sejumlah catatan kinerja operasi. Beberapa diantaranya melalui angkutan kargo group tercatat meningkat sebesar 20,38 persen dibandingkan pada periode yang sama pada 2020. 

“Hal tersebut turut menunjang peningkatan proporsi pendapatan kargo pada total pendapatan usaha Garuda yang berada dikisaran 24,85 persen dibandingkan dengan pendapatan kargo di tahun 2020 sebesar 17,74 persen,” ungkap Irfan. 

Dia menambahakan, pendapatan kargo tersebut juga termasuk di dalamnya pendapatan angkutan freighter yang menjadi salah satu bentuk diversifikasi usaha Garuda. Khususnya dalam menjaga arus kas operasional Garuda Indonesia.

Sementara itu, sepanjang 2021 Garuda juga telah melayani sedikitnya  2.221 penerbangan charter atau mengalami peningkatan sebesar 27,21 persen dibandingkan dengan 2020 yang berjumlah 1.746 penerbangan charter. “Hal ini tentunya menjadi outlook positif bagi pendapatan usaha pada lini penerbangan tidak berjadwal yang menunjukan pertumbuhan menjanjikan kedepannya,” tutur Irfan. 

Sepanjang 2021, Garuda secara group berhasil mempertahankan konsistensi jumlah penumpang di angka sekitar 10,9 juta penumpang dibandingkan periode yang sama pada 2020. Konsistensi tersebut menjadi sebuah fundamen kinerja operasional Garuda yang positif  bagi kinerja perusahaan di tengah situasi pandemi yang mencapai fase puncaknya di tahun lalu yang disertai dengan berbagai restriksi perjalanan yang diberlakukan hingga akhir tahun.

Dari aspek pengelolaan kinerja korporasi, Irfan mengatakam Garuda juga melakukan sejumlah langkah strategis dalam memastikan langkah pemulihan kinerja imbas penurunan trafik penerbangan berjalan dengan berkesinambungan. Langkah tersebut yang dilakukan melalui langkah restrukturisasi finansial baik untuk kewajiban usaha jangka panjang dan jangka pendek, restrukturisasi beban biaya operasional yang dilakukan melalui langkah negosiasi beban sewa pesawat, hingga biaya penunjang operasi lainnya. 

Selain itu, Garuda juga terus memaksimalkan upaya service improvement pada seluruh lini operasi yang turut ditunjang dengan streamlining business process. Hal tersebut dilakukan melalui simplifikasi proses kerja baik untuk menurunkan beban biaya atau memaksimalkan seamless experience layanan penerbangan bagi pengguna jasa.

"Berbagai langkah strategis tersebut yang turut diselaraskan dengan proses restrukturisasi kewajiban usaha melalui PKPU dan telah mencapai tahapan homologasi pada Juni 2022 lalu, secara bertahap mulai mencatatkan peningkatan kinerja usaha secara positif baik dari segi cost structure, hingga kemampuan Perusahaan dalam memaksimalkan profitabilitas pada kinerja usahanya,” ungkap Irfan. 

Dia memastikan hal tersebut akan terus optimalkan melalui pengembangan business plan perusahaan dalam jangka panjang. Irfan mengharapkan hal tersebut dapat menavigasi kinerja korporasi yang semakin agile dan adaptif dalam menghasilkan profitabilitas secara berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement