Rabu 13 Jul 2022 14:54 WIB

Wisata Alam Kalikuning dan DAM Plunyon Kembali Dibuka 15 Juli

Sebelumnya, dua objek tersebut harus ditutup selama delapan hari.

Rep: c01/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah wisatawan menggunakan jasa Jeep Lava Tour Merapi di kawasan Kalikuning, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Sejumlah wisatawan menggunakan jasa Jeep Lava Tour Merapi di kawasan Kalikuning, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Objek wisata alam Kalikuning dan DAM Plunyon yang terletak di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Kalurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY, akan kembali dibuka pada Jumat, 15 Juli 2022. Sebelumnya dua objek tersebut harus ditutup sementara selama delapan hari sejak Kamis, 7 Juli 2022.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Akhmadi mengatakan penutupan objek wisata tersebut sifatnya tentatif, artinya dilakukan jika diperlukan. Saat ini di Taman Nasional Gunung Merapi sebenarnya ada tiga objek yang dibuka, yaitu di Muncar, Jurang Jero, dan Kalikuning.

"Untuk Kalikuning Plunyon memang sementara kita lakukan penutupan kemarin dan insya Allah akan dibuka lagi 15 Juli nanti. Penutupan ini sifatnya teknis tidak menyeluruh dan hal ini memungkinkan untuk dilakukan di tempat wisata lain berdasarkan pertimbangan khusus,” jelas Akhmadi, Rabu (13/07/2022).

Ia menjelaskan, pertimbangan-pertimbangan yang mendasari penutupan wisata Kalikuning dan DAM  Plunyon lebih kepada pertimbangan teknis untuk memulihkan ekosistem. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan ruang kepada alam terutama satwa-satwa dan tumbuhan sehingga kondisinya menjadi seimbang.

Menurutnya, meskipun belum ada kajian ilmiah mengenai dampak dari penutupan objek wisata bagi pemulihan ekosistem, namun, setidaknya dengan berkurangnya aktivitas manusia di tempat tersebut membuat aktivitas satwa-satwa seperti burung menjadi lebih sering terlihat. Selain itu, penutupan juga dimaksudkan untuk melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana.

Selama masa penutupan, pihaknya telah melakukan berbagai pengecekan, penambahan rambu-rambu petunjuk arah, dan pembenahan jalur tracking. Akhmadi menambahkan pertimbangan lain yang memungkinkan terjadinya penutupan objek wisata adalah kondisi cuaca dan alam terkait kebencanaan.

Hal ini karena Gunung Merapi merupakan gunung aktif. Menurutnya, penutupan tersebut dilakukan setelah melakukan koordinasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) terkait dengan perubahan jarak radius aman dari Gunung Merapi.

Sebelumnya, objek wisata DAM Plunyon sempat viral dan ramai didatangi pengunjung karena menjadi salah satu lokasi syuting film KKN di Desa Penari. Akhmadi mengatakan setelah film tersebut tayang terjadi peningkatan jumlah kunjungan yang signifikan hingga mencapai 1.000 pengunjung dalam satu hari.

“Waktu sempat viral pengunjung memang meningkat tetapi mereka tidak datang bersamaan karena kita masih menerapkan PeduliLindungi dan CHSE (Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Kelestarian Lingkungan – red.) yang kuotanya hanya 25 persen atau 250 orang. Paling lama pengunjung biasanya menghabiskan waktu satu jam. Terkait dengan kuota, setelah ini kita akan mengkaji lagi, apakah bisa langsung kita naikkan menjadi 50 persen atau tidak tetapi memang belum kita putuskan,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement