Rabu 13 Jul 2022 06:11 WIB

Pengamat Yakin Langkah Telkomsel Masuk ke GoTo Tepat dan Sesuai Rencana Bisnis

Bisnis model perusahaan digital memerlukan waktu untuk tumbuh.

Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Langkah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berinvestasi di PT Gojek Tokopedia Indonesia Tbk (GoTo) melalui PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) dinilai sudah tepat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. “Menurut saya, isu ini sudah digoreng dan dipolitisasi. Mereka yang mempolitisasi itu mengabaikan fakta-fakta dan data-data yang ada. Ini benar-benar mainan politik yang sangat merugikan BUMN,” kata Muchlis Ainur Rofik, peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam diskusi Trijaya FM yang mengangkat tema "Isu Investasi Telkomsel, Fakta atau Fitnah?", Selasa (12/7/2022).

Menurut Muchlis, mendekati tahun 2024 atau tahun pemilu ini, isu apapun akan dimanfaatkan dan dimaksimalkan oleh kalangan politikus untuk menjatuhkan lawan politiknya. Dengan tercorengnya lawan politik, maka akan mempengaruhi suara mereka saat pemilu. 

Baca Juga

Apalagi dalam isu investasi Telkomsel ini yang menjadi sasaran tembak adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kemudian, menurut survei SMRC, Menteri BUMN Erick Thohir saat ini dia berada di klaster kedua tertinggi. 

"Erick adalah new comer di kabinet dan di dunia politik, tapi  memiliki potensi yang besar sehingga jadi sasaran. Politisasi yang tidak didukung fakta menjadi sangat berbahaya dan merugikan kepentingan masyarakat juga,” ungkap Muchlis.

Untuk itu, Muchlis mewanti-wanti kepada publik agar lebih jeli dan mencerna dengan baik berbagai informasi apapun jelang tahun politik. Terlebih soal isu investasi Telkomsel yang menurutnya sudah dijalankan dengan sesuai aturan.

Ia melihat, beberapa tahun terakhir sudah banyak perusahaan telekomunikasi di berbagai negara yang berinvestasi ke perusahaan digital untuk mengembangkan bisnisnya. Sehingga, keputusan Telkomsel untuk berinvestasi ke perusahaan digital sudah tepat untuk jangka panjang. 

Apalagi perusahaan yang dimasuki oleh Telkomsel memiliki banyak dampak positif bagi perkembangan ekonomi nasional. 

“Misalnya saat pandemi, banyak pengusaha pemula yang masuk ke ekosistem Gojek dan berhasil meningkatkan usahanya. Belum lagi dengan Tokopedia. Jadi ini banyak akspek positif yang bisa dieksplore dari investasi Telkomsel tersebut, jadi jangan dibawa-bawa ke kepentingan lainnya,” kata dia menegaskan. Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Persaingan dan Usaha Fakultas Hukum Universitas Indonesia (LKPU FH UI), Ditha Wiradiputra menilai .asuknya Telkomsel di GoTo justru sudah tepat. Menurut dia, banyak perusahaan besar justru berlomba-lomba menanamkan modalnya di GoTo. Sebut saja raksasa teknologi Google, Alibaba, dan lainnya. 

“Jadi Telkomsel masuk ke situ bukan karena khilaf atau apa, tapi sudah dalam perencanaan dan untuk menunjang bisnis dia kedepan,” ujarnya.

Dhita juga tidak habis pikir investasi Telkomsel di GoTo sampai masuk ke ranah DPR sekalipun investasi tersebut akan menjadi pundi-pundi pendapatan bagi Telkomsel. 

“Coba Anda bayangkan, Facebook tetap membeli WhatsApp dengan nilai ratusan triliun meskipun dia tahu potensi pendapatan dari WhatApp tidak ada. Nah ini, investasi Telkomsel yang jelas-jelas menghasilkan kok dipersoalkan,” katanya.

Begitu pun dengan Amazon yang oleh investornya diperbolehkan merugi dalam kurun waktu tertentu dalam membangun bisnisnya. Hal itu lantaran bisnis model perusahaan digital memerlukan waktu untuk tumbuh. “Di awal dia pasti akan mempelajari dan mengoleksi data-data terlebih dahulu, dan itu bisa menjadi market power. Data itu sekarang memegang peranan besar,” kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement