Rabu 13 Jul 2022 03:54 WIB

Muslimah Jerman Kembali Jadi Target Islamofobia

Di Jerman, peristiwa rasisme dan sentimen anti-Muslim kian meningkat

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Muslimah Jerman berunjukrasa di Hamburg, Jerman.
Foto: Daniel Bockwoldt/EPA
Muslimah Jerman berunjukrasa di Hamburg, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Seorang wanita yang mengenakan jilbab telah diserang di ibu kota Jerman, Berlin. Laporan media lokal menyebut jilbab perempuan tersebut dirobek. Pelaku penyerangan berusia 37 tahun dan disebut memukul kepala dan tubuh bagian atas korban, pada Sabtu (8/7/2022) waktu setempat.

Serangan itu terjadi di sebuah restoran di distrik Weissensee, seperti dilansir TRT World, Selasa (12/7/2022). Serangan terhadap Muslim ini bukan yang pertama kali di Jerman.

Baca Juga

Sebelumnya, serangan rasis lainnya terjadi di distrik Prenzlauer Berg Berlin pada Jumat (8/7/2022) lalu di mana seorang pria berusia 52 tahun menghina dua wanita secara rasial.

Penyerang kemudian ditangkap dan dibawa ke klinik karena perilaku abnormal sebelum dibebaskan. Meskipun Konstitusi Jerman menjamin kebebasan beragama, umat Islam terutama wanita berjilbab sering menghadapi praktik diskriminatif dalam pendidikan dan pasar tenaga kerja.

Di Jerman, peristiwa rasisme dan sentimen anti-Muslim kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi tersebut didorong oleh propaganda kelompok neo-Nazi dan partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD).

Jerman, negara berpenduduk lebih dari 83 juta orang, memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Di antara hampir 5,3 juta Muslim di negara itu, 3 juta berasal dari Turki.

Hasil studi Muslim Life in Germany 2020 oleh Research Center of the Federal Office for Migration and Refugees mengungkap ekstrapolasi Muslim dengan latar belakang migrasi. Di dalamnya juga dijelaskan tentang temuan ekstensif tentang integrasi, dan kehidupan sosial serta keagamaan umat Islam di Jerman.

Sejak edisi terakhir dirilis pada tahun 2016, jumlah umat Islam di Jerman telah meningkat sekitar 900 ribu. "Sasaran penting adalah memperbarui jumlah Muslim dengan latar belakang migrasi yang tinggal di Jerman," kata Dr Axel Kreienbrink, pemimpin kelompok di pusat penelitian BAMF tentang studi setebal 240 halaman.

"Basis data yang komprehensif membuat studi ini unik dan standar bekerja pada topik ini," jelasnya. Menurut proyeksi para peneliti, saat ini terdapat antara 5,3 dan 5,6 juta Muslim yang tinggal di Jerman.

Pangsa mereka dalam total populasi adalah antara 6,4 persen dan 6,7 persen, naik dari 5,4 persen dan 5,7 persen dibandingkan dengan sensus mikro 2015. Islam mewakili komunitas agama terbesar kedua di Jerman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement